Mohon tunggu...
Erka Ray
Erka Ray Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Mempunyai nama pena Erka Ray, kelahiran Januari 2003, di Kabupaten Sumenep Madura Jatim. Mempunyai cita-cita sebagai penulis semenjak kelas 4 SD. Mulai nekad mempublikasikan karyanya sejak 2019 lalu. Orangnya sering gabut. Kalau udah gabut, nulis. Kalau lagi sok sibuk, lupa nulis. Hasil gabutnya sudah ada 4 buku solo dan 7 buku antologi puisi yang gak pernah dia beli. Dan rencana gabutnya masih banyak lagi. Makanya beli bukunya Erka biar tau. 🥱😴

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung, "BUS ANTAR KOTA", Oleh: Erka Ray

28 Juli 2022   19:57 Diperbarui: 29 Juli 2022   06:57 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbak ke sana ada urusan apa?" Ini masih termasuk dari basa-basi penumpang Bus. Pemuda itu terus mencari topik pembicaraan sambil memecah lengang di antara mereka, pasalnya mereka saat ini duduk bersebelahan, tapi tidak rapat ya. Masih ada jarak. Sementara gadis itu, terlihat biasa saja. Dia memang tidak suka berbasa-basi. 

Sementara hujan di luar mulai reda, meski mentari masih enggan untuk muncul. 

"Bagus Mbak ambil jurusan hukum, memang hukum di Indonesia ini perlu dibenah dari banyak aspek. Miris sekali jika melihat nenek yang mengambil kayu di kebunnya sendiri tapi masih di pidana." 

 Gadis itu hanya tersenyum. Bingung mau menanggapi apa. Si gadis itu beharap, pemuda ini paham jika dia tidak suka terlalu banyak bicara. 

"Bisa tukeran Instagram, Mbak?" ucap pemuda itu selang beberapa menit kemudian. Ririn gadis itu menyebutkan akunnya. Lumayan lah nambah followers, benaknya. 

Dari situ Ririn tau, jika pemuda di sampingnya ini mempunyai nama lengkap, Muhammad Zidan Al Fatih. Nama yang bagus, entah apa artinya. Tapi setiap orang tua memberikan nama bagi anaknya tentu ada doa yang disematkan di dalamnya.

Di akun Instagram itu, ternyata pemuda ini seorang hafidz penghafal Al-Qur'an, sering membagikan konten-konten dakwah dan shalawat. Ririn akui suaranya bagus. Tidak bikin sakit telinga. 

Sayangnya kisah di Bus ini harus terputus. Bus udah memasuki gerbang terminal, Ririn harus turun berjalan sedikit untuk sampai pada kampusnya. 

"Sudah sampai terminal, Mas. Saya turun duluan ya. Assalamualaikum," ucap Ririn mengakhiri pertemuan singkat mereka. 

Pemuda itu menjawab salamnya pelan, hampir tidak terdengar. Ririn sudah terlanjur turun. Berlari-lari kecil di antara pedangan asongan yang juga tergesa-gesa menuju Bus untuk menawarkan dagangannya. 

"Semoga bertemu lagi." Ada yang diam-diam menaruh harap dalam hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun