Mohon tunggu...
Eriyana Ririn
Eriyana Ririn Mohon Tunggu... -

Hidup dengan kesederhaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Konflik Ini Membahagiakanku

22 Desember 2012   14:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

KONFLIKINIMEMBAHAGIKANKU

Hari mulai sore, aku begitu setres memikirkan tugas menulisku yang belum kuselesaikan.

-----------------------------

Ayah !.......tolong perhatikan Faiz !.....

Emang Faiz kenapa ?...

Ayah !......sekali lagi panggilku lebih meninggikan suara….

Ibu kenapa sih……marah-marah aja….

Ayah tolong gnerti ibu dong,….selama ini ibu selalu ngerti dengan semua kegiatan Ayah… tapi kali ini…Ibu mohon sedikit aja ngertiin apa yang ibu inginkan….

Memang selama ini Ayah ngak pernah ngerti sama ibu?..... jawab Ayah mulai meninggi juga….

Iya… Ibu ngerti tapi kali ini sangat mendesak Yah….ibu gak punya waktu banyak untuk menyelesaikan tugas menulis ini ….Ayah kan sudah taubahkan sebelum ibu mengikuti kegiatan workshop menulis kreatif ini ibu sudah membahasnya dengan Ayah…..

Iya Ayah ngerti…..tapi bukan berarti ibu jadi pemarah seperti ini kan?

-------------------------------------

Aku terdiam menarik napas panjang…..belum sebaris kalimatpun yang kutulis untuk tugas yang harus dikirim.

--------------------------------------

Hari sudah menjelang magrhrib….Allahuakbar Allahuakbar……Lamat-lamat terdengar suara azan…..dari masjid terdekat tempat ku tinggal.

Ibu….Ayah mau solat maghrib di masjid ya……

Iya Yah…..sambil menjawab salam yang barusan diucapkan suamiku.

Hatiku bertambah kesal….Suamikuberjamaah dimasjid pasti lama baru pulang, selesai isya biasanya baru pulang.

---------------------------------------------

Terdengar suara motor suamiku pulang tapi terlihat agak buru-buru….Ada apa Yah…..

Ayah mau ketempat pak RT dulu, selepas isyamau mengadakan rapatbersama warga mengenai kelanjutan pengelolaan tanah perkuburan.

Ayah……Rengek ku….kenapa bu…..tak biasanya ibu se setres ini…..masih karena tugas menulis itu.!....

Aku diam tapi mengangguk tanda aku mulai ingin menangis.

Nah….inilah ibu….Ayah kan sudah bilang apakah ibu sanggup mengelola waktu jika menambah kegiatan dengan mengikuti workshop ini…..waktu itu ibu menjawab dengan yakin bahwa ibu bisa mengatur waktu.

Selintas kebencian merambah difikiranku, belum selesai aku berbicara dengan suamiku ….

Buuu…..dedek nak num cucu …..

Sebentar sayang….

Aku ingin meneruskan berbicara dengan suamiku tapi…

Ibuuuuuuu cucu….cucu….cucu…. sambil menarik narik tangan ku , sikecil yang baru berumur dua tahuntiga bulan itu merengek tiada hentinya.

Iya. Sebentar !...

Hemm mmmm mmm mmm……..hu u u u anakku menangis sambilberlari ke Ayahnya…..Ayah…..Ibu aat……..maksutnya ibu jahat sambil memeluk Ayahnya.

Ibu…. lihat….. Ayah berkata sambil melirik Faiz,

Tapi Yah….ini hari terakhir jika tidak dikirim maka berarti ibu gagal….

sudah banyak langkah ibu lewati tinggal tiga langkah lagi ibu akan selesai …..

Hu u u u……..Tangis anakku semakin keras…….Sudah lah bu……ayah harus pergi sekarang gak enak sama warga yang menunggu apalagi ayahkan yang paling muda diantara para sesepuh desa gak enak , mereka menghargai Ayah sebagai ketua lembaga pemberdayaan masyarakat masak justru Ayah yang tidaktidak datang…

-----------------------------------------

Aku dengan kesal meraih anakku dan membiarkan ayah pergi mungkin dengan sedikit kekesalannya padaku.

-------------------------------------------

Aku membuat susu dengan air mata yang mengalir saat kulihat anakku tertidur di kursi saat menungguku membuatkannya susu, kubelai rambutnya , kuusap pipinya kupeluk dan kucium buah hatiku , maafkan ibu ya nakk…ibu janji tidak akan pernah mengulangi kesalahan ibu, ibu terlalu egois untuk kepentingan ibu,untuk kepuasan ibu…..kugendong anakku masuk kedalam kamar untuk ku tidurkan, susu yang telah ku buat kuletakkan dimeja dekat tempat tidurku.

----------------------------------

Aku berwudlu seraya menunaikan solat isya yang sudah sejak tadi terlewatkan kulihat jam sudah jam 9.30 malam.Bismillahirrohmanirrohim kumulai sholat ku dengan niat………………………………………………. Dan kuakhiri dengan salam.

Kuusap wajahku seraya beristighfar….aku berdoa memohon keampunan sang maha pencipta, ku pasrah aku hanya ingin berbuat sesuatu untuk kebaikan Ya rob yarahman yarahim…tapi tenyata justru sebaliknya konflik batin ini tak perlu terjadi, YaAllah andai aku harus kehilangan pelatihan ini aku ikhlas tugas utamaku adalah seorang istri dan ibu dari anakkua, aku menyakiti suamiku bila ia tidak ridho maka tak ada artinya semua kebaikanku karnaAda dua perkara seorang istri bisa masuk surga yang pertama taat kepada perintah Allah yang kedua patuh pada suami.

---------------------------------------

Ku duduk disamping buah hatiku….Fikiranku menerawang telintas semua kejadian dari tadi siang saat aku disibukkan dgn pekerjaan kantor yg luar bibiasa sibuk dari biasanya sampai sekarang ini, cepat-cepat kuambil notbook kesayanganku …kuhidupkan dan kusiapkan halaman untuk ku menulis dan kututup layarnya dengan selembar kertas yang kusediakan semenjak mengikuti pelatihan menulis, trik menulis kreatif untuk tidak mematikan ide adalah dengan menutup layar, dan itu terbukti sangat efektif terimakasih gurumenulisku……akhirnya sebuah cerita dengan segenap konflik telah kuselesaikan…….subhanallah kalau Allah sudah berkehendak,…….sudah dua hari aku berfikir untuk membuat ini tapi tak berhasil tapi dengan izinny dalam waktu tigapuluh menit semua selesai dengan mudah semua mengalir begitu saja. Nanti karya ini akan kutunjukkan padanya andai ayah mengizinkan aku mengirim cerita ini berarti aku masih berkesempatan mengikuti langkah workshop menulis yang berikutnya. Tak lama kemudian kudengar suara motor yang digunakan ayah……..aku gembira ternyata ayah lebih cepat pulangnya dari perkiraanku……

=========================

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun