Mohon tunggu...
erisman yahya
erisman yahya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah, maka kamu ada...

Masyarakat biasa...proletar

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Jambu" Politik

22 Februari 2018   09:13 Diperbarui: 22 Februari 2018   09:31 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dasar-pertanian.blogspot.com

Sore kemarin, saat melintas di salah satu jalan utama, saya pun tergoda melihat jambu madu yang dijual beberapa pedagang di pinggir jalan. Wah, ini pasti manis, pikir saya.

Tanpa babibu, sayapun mampir dan membeli sebungkus jambu madu. Sesampai di rumah, segera saya cuci dan letakkan di piring.

"Ayah beli jambu," sahut anak lelaki saya setengah bertanya yang ternyata baru pulang dari sekolah. Ia pun menghampiri dan mengambil beberapa butir jambu madu.  

Tanpa membuang waktu lagi, saya segera membelah jambu madu yang sungguh menggoda selera itu. Tapi apa hendak dikata, selera saya langsung hilang, karena begitu jambu terbelah terlihatlah ulat-ulat kecil yang bersarang di dalamnya. Akhh...Ternyata jambu busuk..!

Ya, jambu...Kata ini pun mengingatkan saya kepada seorang penegak hukum yang belum lama ini saya temui. Kepada dia saya bercerita tentang kasus pidana seorang keluarga. Saya meminta nasehat hukum sekaligus bertukar pikiran. Tiba-tiba ketika saya bercerita tentang adanya tawaran untuk meringankan sanksi pidana dari beberapa orang yang juga berstatus sebagai penegak hukum, dia langsung berkata, "Ah, jambu itu, Bang. Jangan percaya!" sergahnya.

Maksudnya, tanya saya menyelidik. "Jan(m)ji busuk, itu," jawabnya. Oh...ternyata Janji Busuk belaka.

Kini, pikiran saya pun melayang ke janji-janji politik yang sudah diumbar para pemimpin. Mulai dari tingkat bawah sampai atas. Semua berjanji dan bersumpah akan memakmurkan rakyat. Berpihak kepada wong cilik. Kerja, kerja, kerja! Begitu slogannya.

Tapi, hati ini sungguh miris, mendengar cerita orang dimana-mana tentang sulitnya hidup di zaman now. Tentang sukarnya mencari pekerjaan. Tentang mahalnya harga sembako. Tentang mahalnya BBM, gas dan listrik. Tentang semua hal yang serba sulit.

Ah, ternyata semua hanyalah JAMBU..!  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun