Mohon tunggu...
Eri Kurniawan
Eri Kurniawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya pelajar, pengajar dan orang yang akan senantiasa 'kurang ajar' (dalam makna positif). Sekarang sedang belajar di kota Iowa, negerinya Bang Obama. Motto: "Teruslah merasa kurang ajar, karena kalau merasa terpelajar, kamu akan berhenti belajar."

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dari Harvard University sampai MIT (I)

13 Maret 2011   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:50 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="537" caption="Kampus Harvard (sumber: http://www.americangraduateschools.net/)"][/caption] Pekan lalu saya sekeluarga berkesempatan untuk menginjakkan kaki di universitas tersohor sejagad. Mana lagi kalau bukan Universitas Harvard di kota Cambridge, Boston. Kampus swasta yang masuk dalam kelompok "Ivy League" disinyalir merupakan perguruan tinggi tertua di Amerika Serikat. Keunggulan akademiknya membuat kampus ini langganan menduduki nomor wahid kampus terbaik di dunia. Tak aneh kalau kemudian kampus ini sudah 'menelurkan' puluhan penerima Nobel dan delapan Presiden AS, termasuk presiden Amerika sekarang, Bang Obama. MIT (Massachusetts Institute of Technology) menjadi incaran kedua kami, karena lokasinya berdekatan dengan kampus Harvard. MIT ini pun cukup tersohor di dunia karena sudah membidani banyak saintis dan tokoh terkenal. Sebut saja, misalnya, astronot Apollo 11 (Buzz Aldrin), mantan Sekjen PBB (Kofi Annan) dan perdana menteri Israel (Benjamin Netanyahu). Yang paling berkaitan dengan bidang saya, yakni linguistik, adalah salah satu bapak linguistik dunia yakni Noam Chomsky yang masih aktif mengajar sebagai profesor emeritus. Ide cemerlang Chomsky ini sudah lama memadati lembaran kertas kerja dan buku-buku linguistik seantero jagad. Sebenarnya, tujuan kedatangan saya ke kota Boston ini adalah untuk menyajikan dua makalah ikhwal salah satu struktur dalam bahasa Sunda dalam sebuah konferensi internasional tahunan yang khusus membicarakan bahasa-bahasa Austronesia, yang memayungi bahasa-bahasa di sekitar Asia Tenggara dan Pasifik. Kebetulan tuan rumah konferensi tahun ini adalah jurusan linguistik, Universitas Harvard. Jadi, dari tahun kemarin, saya sekeluarga sudah bertekad untuk 'memaksakan diri' berangkat ke sini untuk menghadiri konferensi sembari melihat langsung kedua kampus yang orang bilang terhebat di dunia ini. Kebetulan jadwal presentasi saya hari Jumat (4 Maret 2011) dan Minggu (6 Maret 2011). Praktis, sabtunya saya bisa bolos. Karenanya, sedari jauh hari, saya sudah membuat rencana jalan-jalan di sekitar kota Boston. Untungnya, kota Boston ini terkenal dengan sebutan "walking city", kota untuk pejalan kaki karena selain ukuran kotanya yang tidak begitu besar, banyak tempat bersejarah yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. [caption id="attachment_95807" align="alignleft" width="240" caption="Berpose di bandara Moline, Illinois"][/caption] Kami berangkat dari Iowa (kota tempat saya tinggal) hari Kamis pagi. Demi mendapat tiket lebih murah, saya rela mengemudi satu jam 15 menit ke bandara Moline, yang terletak tepat di perbatasan negara bagian Iowa dan Illinois. Perbedaan harga tiket di bandara Cedar Rapids (Iowa) dengan Moline cukup signifikan. Selisihnya bisa mencapai $100. Untuk dua orang, jadi $200. Jumlah yang cukup besar yang bisa dipakai untuk kebutuhan lain. Berangkat jam 10:30 dari Moline, dan sempat transit di bandara Detroit selama sejam, sore harinya kami sudah mendarat di bandara Logan, Boston. Alhamdulillah, ada teman sealmamater yang sudi menampung kami selama di Boston. Hari Jumat, kami berangkat ke kampus Harvard untuk menghadiri konferensi. Kami berangkat pagi-pagi menggunakan bis kota karena makalah yang mesti saya sajikan masih perlu direvisi untuk kemudian difotokopi. Sayangnya, kami ketinggalan bis. Dengan sangat terpaksa, kami menaiki bis lain yang bisa mengantarkan kami ke lokasi yang cukup dekat dengan kampus Harvard. Turun dari bis, kami berjalan sekitar 15 menit menuju lokasi konferensi. Di sepanjang perjalanan, kami bisa merasakan atmosfir yang berbeda dengan kampus Iowa. Bangunan tua dengan arsitektur unik menghiasi jalan-jalan di sekitar kampus. Kami melewati jembatan yang menjadi pembatas kota Boston dan Cambridge, melintasi Charles River. Sungai yang besar, dengan permukaan putih bersalju yang airnya mengalir ke samudera Atlantik. Sungai ini pun membelah kampus Harvard. [caption id="" align="alignleft" width="302" caption="Stadiun Harvard (sumber: http://www.championshipsubdivision.com/)"][/caption] Salah satu bangunan yang menyita perhatian kami dalam perjalanan menuju kampus adalah stadiun sepak bola (American football) kampus Harvard yang bentuknya menyerupai colloseum Roma. Deretan pintu besar melingkar menjadi ciri khasnya di samping bangunannya yang berbentuk huruf U. Kabarnya, stadiun ini pun kerap dipakai untuk jenis olahraga lain semisal sepak bola (soccer), rugby, lacrosse dan olahraga lainnya. Suasana stadiun ketika kami melewatinya terlihat sangat sepi dan senyi. Selain masih pagi, musim football universitas sudah berakhir sedari Desember. Otomatis, tidak ada aktivitas berarti dalam stadiun. [caption id="attachment_95808" align="alignright" width="300" caption="Gedung perpustakaan Universitas Harvard"]

1299991562275458472
1299991562275458472
[/caption] Bangunan lain yang tidak luput dari perhatian kami adalah gedung perpustakaan Harvard. Perpustakaan Harvard ini merupakan perpustakaan terbesar ketiga di AS dan perpustakaan akademik terbesar se-Amerika. Pilar-pilar besar yang berjajar di setiap sisi gedung membuat perpustakaan ini nampak gagah. Arsitekturnya yang khas mengingatkan saya pada gedung-gedung bersejarah di Eropa. Menurut penuturan teman, interior dan koleksi bukunya pun semegah gedungnya. Sangat disayangkan, perpus ini tidak terbuka untuk umum. Diperlukan kartu identitas mahasiswa (atau staf) untuk memasuki gedung perpus ini. Padahal, awalanya kami sudah bersemangat untuk menjelajahinya di sela-sela jadwal konferensi yang cukup padat. Kebetulan, gedung konferensi bersebelahan dengan perpus. [caption id="attachment_95809" align="alignleft" width="210" caption="Istri dan si kecil menemani saya mempersiapkan presentasi"]
1299991893288445774
1299991893288445774
[/caption] Akhirnya, karena Jumat adalah jadwal presentasi pertama saya, saya banyak menghabiskan waktu mengedit makalah dan mempersiapkan presentasi. Pada mulanya, istri dan anak ikut menemani. Ada salah satu profesor jurusan linguistik yang berbaik hati berkenan meminjamkan kantornya untuk kami pakai. Tapi, lama-kelamaan, istri saya jadi jenuh dan akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar kampus bersama si kecil. bersambung ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun