Mohon tunggu...
Erika Susanti
Erika Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Medan

Seorang Mahasiswa dari jurusan Ilmu Keolahragaan yang menyukai sastra, karena menurutnya sastra adalah seni kehidupan. Memiliki hobi berolahraga dan membaca novel. Segala jenis olahraga yang berhubungan dengan bola besar dan bola kecil serta novel dengan genre self improvement adalah favoritnya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sintas Berlayar dan Awan di Atas Truk

28 September 2022   16:54 Diperbarui: 28 September 2022   17:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film yang berjudul Sintas Berlayar, dan Awan di Atas Truk, dua film pendek karya mahasiswa UPI tersebut menjadi film yang sangat menarik untuk ditonton. Film yang diangkat dari  kisah nyata itu mampu mengundang tawa, tangis, dan haru dalam waktu yang bersamaan. Terutama yang berjudul Awan di Atas Truk.

Awan di Atas Truk adalah salah satu film pendek karya mahasiswa UPI yang menceritakan bagaimana perjuangan seorang kepala rumah tangga yang harus bisa mencukupi kebutuhan segala keperluan dan kebutuhan sang keluarga. Dengan bermodal menjadi supir truk, pak Awan menaruh harap dalam hasil kerja kerasnya dari upah yang didapat. Rela tak pulang dalam beberapa hari demi pendapatan yang tidak seberapa.

Menurutnya, pendapatan yang didapat itu tidak sesuai. Karena risiko dalam perjalanan itu besar dan tidak ada uang jaminan kesehatan. Diluar dari itu, ketika bersama keluarga pak Awan merupakan sosok ayah dan suami yang mampu mencairkan suasana dan mampu mengundang gelak tawa bagi siapapun yang mendengarnya.

Karakter pak Awan yang lucu menjadi hiburan bagi penonton. Namun dibalik sikap ceria yang ditunjukkan pak Awan, ternyata menyimpan banyak luka yang mendalam. Hal itu tidak menyurutkan beliau untuk terus melanjutkan hidup dan semangat.

Selain Awan di Atas Truk, ada juga film pendek yang berjudul Sintas Berlayar. Film yang mengangkat kisah hidup dari seseorang yang gemar melaut. Pak Uus namanya. Yang menjadi spesial dari beliau adalah ia seorang disabilitas. Sempat mengalami trauma melaut karena kecelakaan yang pernah dialaminya dengan temannya, hingga menyebabkan temannya meninggal.

Dari kejadian tersebut, pak Uus harus kehilangan satu kakinya. Dan bukan hanya kehilangan kaki, ia juga kehilangan sahabat, dan juga harus kehilangan sahabatnya dan juga diceraikan oleh istri. Setelah mengalami kesedihan yang berlarut-larut, pak Uus akhirnya memasang kaki palsu untuk mempermudahnya dalam berkegiatan terutama melaut yang menjadi hobinya.

Kehilangan yang dulu pernah dirasakan, secara perlahan didapatkan kembali. Dari sahabat, semangat untuk terus melaut, hingga mendapatkan seorang istri yang menerima apa adanya.

Ada banyak hal yang membuat terharu penonton. Salah satunya ketika istri mengkhawatirkan pak Uus ketika melaut yang kapan saja bisa diterjang ombak.

Dari kedua film tersebut makna yang didapat kita ambil ialah tidak peduli bagaimana sulitnya hidup, kita harus tetap bisa semangat dalam menjalani kehidupan yang berat apapun itu masalahnya. Percaya dan yakini bahwa akan ada hari baik setelah semua masalah itu kita hadapi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun