Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terkadang Sepiring Makanan Enak Cukup untuk Mengobati Hati yang Penat

15 Juni 2025   17:23 Diperbarui: 15 Juni 2025   19:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi 

"Saat hidup terasa mulai berat, sesekali pergilah ke tempat makan favoritmu sendirian, dan nikmati apa yang ingin kamu makan, karena terkadang Sepiring Makanan yang Enak Cukup Menguatkan Hati yang Penat"

Ada hari-hari ketika dunia terasa terlalu berat. Bukan karena satu masalah besar, tapi karena tumpukan hal kecil yang datang bersamaan: pekerjaan yang tak kunjung selesai, tekanan dari lingkungan, perasaan sepi yang tak bisa dijelaskan, atau hanya sekadar rasa jenuh yang menggantung di dada.

Di momen seperti itu, kita sering merasa ingin menyerah. Namun sebenarnya, bukan menyerah yang kita cari, melainkan jeda. Sebuah waktu untuk bernapas. Sebuah ruang kecil untuk beristirahat dari keruwetan yang terus memburu.

Dan kadang, jeda itu hadir dalam bentuk yang sangat sederhana: duduk diam dan menikmati sepiring makanan kesukaan.

Mungkin terdengar sepele. Tapi faktanya, makanan punya kekuatan yang tak banyak kita sadari. Makanan bukan sekadar soal rasa, ia menyimpan kenangan, kehangatan, bahkan pelukan diam yang tak bisa kita temukan di tempat lain. Ketika kita menyantap hidangan yang kita sukai, ada perasaan familiar yang menenangkan. 

Sumber : galeri pribadi 
Sumber : galeri pribadi 

Seolah kita sedang berkata pada diri sendiri, "Terima kasih, kamu sudah berhasil melewati banyak hal. Nikmatilah ini, kamu pantas mendapatkannya."

Pernahkah kamu duduk sendiri di warung kecil favoritmu, menyeruput kuah bakso atau menikmati gorengan hangat, dan tiba-tiba merasa sedikit lebih tenang? Atau mungkin membuka bungkus nasi padang sambil menahan air mata, lalu saat suapan pertama masuk ke mulut, kamu merasa beban itu sedikit terangkat?

Itulah keajaiban sederhana dari makanan. Ia tak menyelesaikan masalah kita, tapi ia memberi kita kekuatan untuk menenangkan diri. Dalam dunia psikologi, ini bukan sekadar perasaan. Makanan enak bisa memicu pelepasan hormon dopamin dan serotonin, dua zat kimia yang bertanggung jawab atas rasa bahagia dan nyaman. Maka wajar saja jika setelah makan, kita merasa sedikit lebih lega, lebih hidup, lebih siap menghadapi hari esok.

Tapi lebih dari itu, menikmati makanan dengan kesadaran penuh adalah bentuk self-compassion, belas kasih terhadap diri sendiri. Di saat kita terlalu sering menuntut diri untuk kuat, produktif, dan terus bergerak, berhenti sejenak untuk memberi tubuh dan hati kita waktu adalah tindakan yang sangat berani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun