Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop Phubbing pada Anak!

28 Oktober 2018   05:20 Diperbarui: 28 Oktober 2018   07:34 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembentukan karakter anak sejak dini menjadi "PR" penting bagi orang tua sebagai bekal masa depan anaknya.  Keberhasilan anak untuk menjadi sosok yang mampu membanggakan, berprestasi serta berkepribadian baik, tentu menjadi harapan utama setiap orang tua. Namun semua itu bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan, terutama di era digital saat ini. Dimana setiap anak lebih menghargai peran "Gadget"  dibanding orang tuanya sendiri.

Tak jarang kita saksikan,  banyak orang yang lebih sibuk berkomunikasi dengan Gadget dibanding dengan orang sekitarnya. Para ayah yang lebih asyik bermain dengan Gadgetnya daripada bermain dengan anaknya. 

Para ibu yang lebih suka mengamati setiap trending topic  dengan Gadgetnya  dibandingkan mengawasi tumbuh kembang anaknya. Begitupun sebaliknya, para anak lebih suka mengobrol dengan gadget nya daripada mengobrol dengan kedua orangtuanya. 

Mereka lebih  memilih berkomunikasi dengan dunia maya yang dianggap lebih bisa memberikan kenyamanan. Tak tua tak muda, kalau sudah pegang Gadget pasti mengabaikan sekitarnya.

Semua fenomena yang tengah marak di masyarakat saat ini, dikenal dengan istilah "Phubbing". Istilah ini diperkenalkan pertama kali pada bulan Mei 2012 oleh McCan Melbourne bersama Macquarie Dictionary. Mereka juga mulai melakukan aksi kampanye Stop Phubbing.  

Phubbing  ini sendiri adalah sebuah istilah yang berasal dari kata 'Phone Snubbing' yang diartikan tindakan acuh seseorang didalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gadget daripada membangun sebuah percakapan dengan sekitarnya. Perilaku mengabaikan orang sekitar dan tidak mempedulikan orang lain yang tengah bersama dengan anda, dapat menciptakan hubungan sosial yang buruk.

Emma Seppala seorang psikolog dari universitas Stanford dan Yale mengatakan bahwa Phubbing tidak baik untuk siapa pun. "Kalau anda berada pada posisi Puber, Phubbing dapat merusak mental anda," katanya. Ia pun menjelaskan Phubbing dapat mengancam empat kebutuhan mendasar yaitu rasa memiliki, harga diri, keberadaan, dan kendali bermakna dengan membuat orang-orang yang phubbed (dilecehkan) merasa dikucilkan. 

Tanpa sadar orang tua yang keasyikan dengan gadget nya pun akan membuat sang anak merasa perannya dikucilkan,  ia akan merasa diabaikan, sehingga si anak akan cenderung bertindak lebih aktif dengan 'menganggu' untuk mencari perhatian, atau justru  sebaliknya si anak akan bertindak Pasif dengan 'acuh' dan mencari perhatian lain diluar.  

Rusaknya hubungan sosial antara orang tua dan anak tentu akan berdampak buruk pada pembentukkan karakternya di masa depan. Jangan hanya menyalahkan karakter anak yang menjadi buruk, tapi salahkan juga peran orangtua yang memiliki andil terbesar dalam pembentukkan karakternya. 

Sebagai contoh yang sederhana, seorang anak bisa menjadi ketagihan gadget karena diawali peran orang tua yang memperkenalkan gadget demi membuatnya bisa berhenti berlarian. 

Awalnya hanya ingin membuat si anak duduk manis dengan tenang, namun lama kelamaan si anak akan ketagihan dan justru tak bisa tenang jika tak bermain dengan gadget nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun