Semarang (22/07) -- Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro melaksanakan pemberdayaan UMKM Batik di Kampung Batik Durenan Indah, Kelurahan Mangunharjo. Kampung batik ini merupakan salah satu kampung tematik di Kota Semarang yang diangkat pada tahun 2017 karena memiliki potensi lokal berupa sentra industri kerajinan batik. Kampung tematik sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengangkat kearifan lokal melalui peningkatan potensi lokal. Tetapi semakin tahun, khususnya dengan adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020, kegiatan produksi batik yang dijalankan oleh warga setempat terpaksa berhenti. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh produksi batik yang masih mengandalkan pesanan.
Ibu Miranti, salah satu pengrajin batik di Kampung Batik Durenan Indah, mengatakan "selama adanya pandemi Covid-19 ini, produksi batik menjadi terhenti karena tidak ada pesanan yang datang, selain itu tidak ada event seperti pameran yang menjadi wadah bagi para pengrajin untuk memasarkan produknya. Memasuki fase new normal, warga setempat juga masih takut untuk meninggalkan rumahnya sehingga produksi batik menjadi tersendat."
Melihat adanya perubahan gaya hidup selama masa pandemi, Mahasiswa KKN Tim II Kelurahan Mangunharjo di bawah bimbingan Dr. Ir. Wiludjeng Roessali, M.Si menginisiasi pembuatan masker dengan menggunakan kain batik bermotif khas durenan dari Batik Durenan Indah. Selain membuat masker batik dengan motif khas durenan, juga terdapat masker batik bermotif semarangan dengan pilihan warna merah. Walaupun tujuan utamanya adalah memberdayakan UMKM Batik, tetapi dalam proses produksinya tidak lepas dari anjuran WHO agar sesuai dengan standar protokol kesehatan. Pembuatan masker batik ini mencakup proses produksi yang dimulai pada tanggal 9 Juli 2020; yaitu pembuatan batik khas durenan dan pengukuran kain masker sesuai standar yang melibatkan para pengrajin serta penjahit dari UMKM Kampung Batik, sampai proses pemasaran yang direncanakan pelaksanaannya pada minggu kelima Bulan Juli dengan melakukan strategi branding tertentu, salah satunya dengan branding produk menggunakan media sosial pada instagram @batikdurenan. Pemasaran disini tidak hanya terpaku pada penjualan masker, tetapi juga bagaimana cara mengenalkan kembali produk batik Kampung Batik Durenan Indah kepada masyarakat luas dalam jangka panjang.
Program pemberdayaan UMKM Batik ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat para pengrajin di Kampung Batik Durenan Indah untuk kembali memproduksi batik dengan tidak hanya mengandalkan pada pesanan, tetapi juga menyediakan stok. Melalui pengenalan kembali produk batik khas durenan, diharapkan pula masyarakat luas mau untuk mengangkat kearifan lokal dengan membeli produk sentra industri batik lokal Kota Semarang.