Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Musisi - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manfaat waktu untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tujuh Tahun Mengabdi dan Harapan Besar dari Afret Lensini untuk Pendidikan di Papua

1 April 2022   14:18 Diperbarui: 1 April 2022   15:00 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Afret Lensini sedang Mengajar di kelas IV (SD Yuliana Sinar Mas)

Sebagian besar orang di luar Papua sangat takut jika ditugaskan untuk bekerja di Papua, apalagi sebagai seorang anggota TNI/Polri, Perawat, ataupun Guru. Hal ini dikarenakan resiko sangat tinggi.

Berbeda dengan salah seorang guru asal Nusa Tenggara Timur Afret Lensini atau sering disapa pak guru Afret. Ketika berbincang-bincang tadi siang (01/04/2022) di sekolahnya SD Yuliana Sinar Mas, ia berbagi sedikit cerita terkait pengabdiannya di Papua yang sudah memakan waktu yang sangat lama.

Pak guru Afret mengatakan alasannya ke Papua, ketika ia masih di kampung halamannya, ia menonton beberapa film dari Papua, salah satunya film "Di Timur Matahari" yang membuat ia terinspirasi dan yang menjadi tertantang ketika ada rasa penasaran ketika mendengar cerita kanibal di Papua.

"Saya sangat senang ke Papua karena terinspirasi saat nonton film dari Papua , seperti "Di Timur Matahari", dan juga mendengar cerita kalau ada kanibal di Papua. Ini menjadi rasa penasaran dan tertantang saya harus ke Papua untuk melihat secara langsung," ujar bapak guru Afret Lensini.

Guru yang hobinya membaca buku ini mengenang dimana ketika pertama kali tiba di Papua lewat pelabuhan Jayapura dan mengikuti training hingga mendapatkan tugas mengajar di distrik Kaureh tepatnya di SD Yuliana Sinar Mas.

"Waktu itu pertama kali injak tanah Papua  di pelabuhan Jayapura bersama teman-teman tepat tanggal 23 februari 2016, lalu mengikuti Training di SKB Sentani satu bulan lebih. Saat pembagian tempat tugas, saya dapat di SD Yuliana Sinar Mas dan saya mulai melaksanakan tugas pada tanggal 1 April 2016," tambah bapak guru Afret.

Guru yang sangat mengidolakan presiden Jokowi ini melihat banyak perbedaan antara sekolah ditempat asalnya (Kupang, NTT) dan di Papua. Kedisiplinan guru dan siswa ditempat mengajarnya kurang baik juga jika ada masalah di sekolah orangtua tidak ikut campur, sedangkan disini orangtua selalu terlibat dalam masalah internal sekolah.

"Banyak hal yang sangat berbeda pendidikan di kampung saya dengan disini, seperti disiplin guru dan siswa disini dan tempat asal berbeda, kalau di tempat asal lebih disiplin. Juga Kalau di tempat asal saya urusan di sekolah orang tua tidak ikut campur berbeda dengan disini," tambah bapak guru Afret.

Bahkan menurut bapak guru Afret, ada beberapa hal lucu yang sering ia temui di lapangan terlebih menurutnya jawaban-jawaban aneh dari siswanya seperti tidak masuk sekolah jika ditanya alasan tidak masuk sekolah karena bantu orangtuanya ke kebun atau menjaga anak, hal ini berarti pendidikan bukan prioritas utama.

"Menurut pengamatan saya ditempat tugas pendidikan bukan prioritas utama karena banyak ditemui ada beberapa anak jika tidak masuk sekolah ketika di tanya alasannya tidak masuk sekolah karena bantu orang tua di kebun atau jaga adik," ujar guru asal Kupang NTT.

Dokpri/Afret Lensini sedang menyusun buku pada sudut baca di ruang kelasnya
Dokpri/Afret Lensini sedang menyusun buku pada sudut baca di ruang kelasnya
Afret Lensini selaku guru kelas IV di SD Yuliana Sinar Mas memiliki harapan besar agar pendidikan di Papua bisa menjadi prioritas utama agar anak-anak di Papua bisa bersaing dengan anak-anak diluar Papua.

"Harapan saya ke depan pendidikan di Papua bisa lebih  maju lagi dan pendidikan di Papua jadi prioritas utama supaya anak-anak di Papua bisa bersaing dengan anak di luar Papua, lebih disiplin, rajin, kerja keras dan tidak malas-malasan. Jangan lihat hasil tapi harus lihat bagaimana prosesnya supaya menghasilkan SDM yang berbobot, karena dengan berbobot tidak akan mengkhianati hasil, dengan bobot kita tidak bisa dianggap remeh oleh orang lain," tutup Afret Lensini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun