Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Guru - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memanfaatkan Waktu Untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penyaluran Dana Otsus Seperti "Mendulang Emas"

16 Maret 2021   12:40 Diperbarui: 16 Maret 2021   12:50 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yofa Online. Wacana keberlanjutan otonomi Khusus atau Otsus dinilai gagal mensejahterakan rakyat Papua.

Otsus berjalan sudah bertahun - tahun dengan jumlah uang yang tidak sedikit mengalir ke khas Papua, namun bagaimana kehidupan masyarakat Papua?

Apakah Otsus memperkaya orang - orang tertentu atau mensejahterakan rakyat Papua ? Itu pertanyaan yang sering diucapkan oleh kalangan netizen.

Kehidupan masyarakat Papua dan Otsus ibarat "mencapai awan" (sesuatu yang sulit digapai dan dirasakan). Artinya masyarakat mendengar dana Otsus tetapi tidak bisa menggapai dan merasakan aliran dana tersebut.

Dana Otsus hanya untuk memperkaya orang tertentu dan masyarakat biasa tetaplah miskin. Kehidupan masyarakat tetap masih seperti dahulu kala, cara nenek moyang mencari makan masih berlanjut hingga saat ini.

Berkebun, mencari ikan, menokok sagu dan sebagainya guna mendapatkan sepotong makanan untuk anak dan istri. Rumah masih beralas tanah, atap daun, dinding gaba / daun sagu.

Sekarang salah siapa ? Dana Otsus tidaklah salah, tetapi sepertinya penggunaannya yang salah. Bila dimanfaatkan dengan baik pasti kehidupan masyarakat Papua lebih baik.
Penyaluran dana Otsus sampai kepada masyarakat tingkat bawah atau masyarakat diperdesaan seperti "mendulang emas".

Masyarakat hanya mendapatkan ampas pasir tetapi emasnya didapatkan oleh petinggi dan para pemimpin guna memperkaya diri.

Sekarang apakah Otsus jilid II akan berlanjut ? Semua kembali ke masyarakat Papua bukan kembali kepada pemimpin Papua. Kita harus berani bertanya kepada masyarakat kelas bawah, jika lanjut maka perlu dievaluasi lagi tetapi jika masyarakat Papua tidak puas dengan Otsus maka diberhentikan dan diganti dengan lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun