Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mitos atau Fakta: Perkebunan Kelapa Sawit Lebih Ekspansif dari Tanaman Minyak Nabati Dunia Lainnya

15 Mei 2020   20:20 Diperbarui: 15 Mei 2020   20:26 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkebunan kelapa sawit, bukan tanaman yang paling  ekspansif  dalam gunakan lahan. (foto: kontan.co.id) 

Perkembangan perkebunan kelapa sawit dunia yang dinilai revolusioner atau sangat cepat sesungguhnya hanya dibesar-besarkan saja. Hal ini dilakukan terutama oleh negara-negara produsen minyak Nabati lainnya. Terutama negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Pernyataan yang menyatakan: Perkebunan Kelapa Sawit Lebih ekspansif dari tanaman Minyak Nabati lainnya di dunia, sebenarnya hanyalah sebuah mitos. Jadi tidak ada kebenarannya.

Faktanya, yang diikuti oleh sejumlah data menunjukkan bahwa ekspansi perkebunan kelapa sawit dunia jauh lebih rendah dibandingkan dengan ekspansi perkebunan tanaman penghasil minyak nabati yang lain. Misalnya kedelai, bunga matahari dan rapeseed  yang dinilai lebih tinggi ekspansinya.

Data dari Perubahan Luas Areal Perkebunan Penghasil Minyak Nabati Utama Dunia selama tahun 1965-2016 menueut Oil World USDA tahun 2019,  menunjukkan jika kedelai yang menghasilkan minyak kedela adalah yang paling ekspansif.

Selama tahun 1965 tanaman kedelai sudah terdapat di 25,82 juta hektar lahan. Kemudian tahun 200 meningkatk menjadi 75,49 juta hektar. Terakhir menurut data tahun 2016 meningkat menjadi 121,99 juta hektar. Jadi terdapat peningkatan sebesar 96,17 juta hektar sejak tahun 1964.

Tempat kedua diikuti oleh Rapeseed yang pada tahun 1965 seluas 7,07 juta hektar, lalu tahun 2000 seluas 24,74 juta hektar dan tahun 2016 menjadi 33,66 juta hektar. Ini terjadi peningkatan sebesar 26,59 juta hektar sejak tahun 1965 hingga 2016.

Tempat ketiga diikuti lahan untuk pertanian Bunga Matahari seluas 7,54 juta hektar pada tahun 1965, kemudian meningkat menjadi 19,76 juta hektar tahun 2000 dan terakhir meningkat menjadi 24,69juta hektar. Total peningkatan adalah sebesar 17,15 juta hektar sejak tahun 1965.

Sementara perkebunan Kelapa Sawit pada tahun 1965 hanya ada 3,62 juta hektar, kemudian pada tahun 2000 meningkat menjadi 10,03 juta hektar dan terakhir menurut data tahun 2018 menjadi 20,23. Total peningkatan hanya 16,61 juta hektar saja.  (Sumber : Oil World, USDA tahun 2017)

Dalam periode 1965-2 016, luas areal tanaman kedelai dunia meningkat seluas 96,17 juta hektar. Demikian juga tanaman rapeseed dan tanaman bunga matahari berturut-turut meningkat 26,59 juta dan 17,15 juta hektar pada periode yang sama. Sedangkan peningkatan luas areal kelapa sawit hanya sekitar 16,61 juta hektar atau hanya 17 persen dari tambahan areal kedelai.

Kampanye yang menyatakan jika perkebunan kelapa sawit, terutama di Indonesia sangat ekspansif, tentu tidak benar. Sebaliknya tanaman kedelai adalah yang paling ekspansif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun