Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serentak Terus Kita Saling Letih dan Lelah

15 September 2019   10:14 Diperbarui: 15 September 2019   10:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Gulita ini kulihat bulan walau buram. Sesekali samar terlihat sinarnya melengkapi. Awang berhias bintang gejala malam. Senja suci tiba sedang berbaris. Berjajar menunggu giliran bertemu kembali. Denganku membawa daftar notasi. Catatan akan dipersembahkan padanya. Risalah baginya setiap pagi menjelang. Mengharapkan lama aku menanti batas. Waktu perjalanan melalui relung hayat.

Petang senja hari dilingkar baratku. Kehidupan fana membawa sandungan. Bagasi nan harus kupikul sendiri. Sambut sukacita amat sangat menengadah. Pelosok langit di bawah rintik hujan. Tersentuh haru terlihat jelas lembayung senja. Geteran gempa dahsyat nan kau kirim. Dalam bulan lalu mengisyaratkan. Cakap cinta kita hingga kita saling gelisah. Serentak terus kita saling letih dan lelah. 

(Pondok Petir, 31 Agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun