Puisi : Edy Priyatna
Gulita ini kulihat bulan walau buram. Sesekali samar terlihat sinarnya melengkapi. Awang berhias bintang gejala malam. Senja suci tiba sedang berbaris. Berjajar menunggu giliran bertemu kembali. Denganku membawa daftar notasi. Catatan akan dipersembahkan padanya. Risalah baginya setiap pagi menjelang. Mengharapkan lama aku menanti batas. Waktu perjalanan melalui relung hayat.
Petang senja hari dilingkar baratku. Kehidupan fana membawa sandungan. Bagasi nan harus kupikul sendiri. Sambut sukacita amat sangat menengadah. Pelosok langit di bawah rintik hujan. Tersentuh haru terlihat jelas lembayung senja. Geteran gempa dahsyat nan kau kirim. Dalam bulan lalu mengisyaratkan. Cakap cinta kita hingga kita saling gelisah. Serentak terus kita saling letih dan lelah.Â
(Pondok Petir, 31 Agustus 2019)