Puisi : Edy Priyatna
Harum semerbak pada hembusan angin. Rangsang mengundang para sahabat. Serius dalam rasa bersukacita. Beradaptasi dengan duri lurus. Menahan kerusakan melindungi diri. Terlihat sejuk dipandang mata. Bermanfaat nan amat sangat.
Merah putih hingga jingga. Daunnya hijau sepanjang jaman. Wangi tak lekang oleh waktu. Selalu cantik karena berduri. Demi saat udara bersuhu rendah. Menghadirkan dan mendatangkan rasa menggigil. Kuteteskan kucur rasa haru.
Sempurna bertemu ketika kita masih terasa asing. Tak ada rasa selain dukaku melangkah di jalan itu. Bulat polos tidak terselubung. Terus bergerak lemah masygul. Dayuh sedih seperti gagal. Sengap membisu dalam kekecewaan. Membatasi diri nan telah bergulat keras.
(Pondok Petir, 15 Juli 2019)