Puisi : Edy Priyatna
Memperkirakan telah menggoncangkan hati. Bersaing gempa nan terjadi pada hari ini. Mencetak dengan nyata tindakan para pelaksana. Tersedia ada menimbulkan banyak data. Semalam ratusan petani telah dirugikan. Tenang para pemimpin kaum. Nan selamanya berulah janggal. Sekalian meresah gelisahkan para piata.
Mewujudkan benak pikiran naik darah. Tentang layar reportase dinihari. Mengangkat anak buah terjamin. Bernyanyi bagai badut pelipur. Kemudian selepas melangkahkan kaki. Daripada malam tak bergairah. Lebih jauh dibiarkannya nan kosong. Radas pernapasan tak bersuara.
Perihal tentang nan maha gegap. Durasi datang hampa udara. Anti melawan turunnya hujan. Pendekar satria semua lopak. Maling perompak ruh tiada sadar. Pembatasan masa depan melek. Negosiasi penawaran mampir di ruang diri. Perjalanan bukan hanya selaras kepindahan.
(Pondok Petir, 04 Juli 2019)