Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Perjalanan Bukan Hanya Selaras Kepindahan

19 Juli 2019   07:36 Diperbarui: 19 Juli 2019   07:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: giaoduc.net.vn

Puisi : Edy Priyatna

Memperkirakan telah menggoncangkan hati. Bersaing gempa nan terjadi pada hari ini. Mencetak dengan nyata tindakan para pelaksana. Tersedia ada menimbulkan banyak data. Semalam ratusan petani telah dirugikan. Tenang para pemimpin kaum. Nan selamanya berulah janggal. Sekalian meresah gelisahkan para piata.

Mewujudkan benak pikiran naik darah. Tentang layar reportase dinihari. Mengangkat anak buah terjamin. Bernyanyi bagai badut pelipur. Kemudian selepas melangkahkan kaki. Daripada malam tak bergairah. Lebih jauh dibiarkannya nan kosong. Radas pernapasan tak bersuara.

Perihal tentang nan maha gegap. Durasi datang hampa udara. Anti melawan turunnya hujan. Pendekar satria semua lopak. Maling perompak ruh tiada sadar. Pembatasan masa depan melek. Negosiasi penawaran mampir di ruang diri. Perjalanan bukan hanya selaras kepindahan.

(Pondok Petir, 04 Juli 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun