Puisi : Edy Priyatna
Ketika ini akhirnya aku hanya mendengarmu. Barangkali entah apa jadinya hati ini. Anggap rasakan selalu gempa kalbuku. Tak mengerti mengapa sering kerap terjadi. Senantiasa ingin ini tetap berlangsung.
Tanpa air mata punca lagi. Menusuk terus kerongga dada. Waktu reda masih terasa rintik. Kemudian kuhirup mata airmu. Hingga kehausan rindu ini tetap tergenangi.
Bosan kenyang onak dan penarung. Arah tujuanku tetap keinginan. Betapa bukan pernah mengambau. Meskipun tak tegas berlebihan. Biarpun tak tega menduganya.
Maju melacarlah luncur bahteraku. Silam lampaui segala keluh dan kesah. Terai rasa ini padamu tak pernah kumau. Beliau datang tanpa undangan. Tak sanggup untuk menghalaunya.
(Pondok Petir, 03 Juli 2019)