Puisi : Edy Priyatna
Sudah sekian musim kita bercinta dalam bahtera. Melaju menerjang ombak dan gelombang. Kadang oleng ke kanan kadang oleng ke kiri. Tetapi kemudi engkau kendali. Perasaan hatiku dalam kendalimu.
Penahan telanjangku telah menapak gunung. Terjal curamnya bukit jantungmu. Sumber benihmu memandang seolah mencambukku. Bermaksud hendak terus bertindak. Kendala menghadang trip memenatkan.
Renung kulihat mata hatimu menangis. Ingin rasanya ku membasuh air matamu. Agar luka itu kering sembuh. Sehingga kau bisa melukis pelangi. Di ruang jarak kedua matamu.
Selalu kukirim kabar debar dadaku padamu. Terus menerus saja bergemuruh. Menggulung detak nadiku terasa perih. Sungai airmata mengalir mencari muara. Mungkin entah sampai kapan.
(Pondok Petir, 01 Juli 2019)