Puisi : Edy Priyatna
Tercantum tajam dalam sajak. Menusuk dada nan sesak. Supaya matahari melumat tubuh. Memancarkan cahaya sinar.
Sebar karena kejauhanmu. Melepaskan isi jiwa. Untuk cium melebur semangat. Menjadi pedang nan tajam.
Kerap menjaga tetap bergema. Embunnya menguap pancarkan sinar. Kucurkan kesejukan tutup langitmu.Tak pernah ingin berhenti mencuri.
Kemudian kau tak pernah tahu. Nan terdengar dari kejauhan. Adalah halaman kehidupan. Dengan setangkai pena kaku.
Bersama bunga tidur aku mencarimu. Menyampaikan damai di dalam ramai. Di atas segala wajah isi hatimu. Sambil menghitung dengan pasti.
(Pondok Petir, 16 Pebruari 2019)