Puisi : Edy Priyatna
Menerus ke dalam tubuh tumbuhan. Menjadi kebutuhan keberlangsungan kehidupan. Api bagi penyair adalah pembakar jiwa. Memanaskan tubuh mengobarkan gairah hidup. Berharap senantiasa mendapatkan kecerahan. Ku pandangi langit malam nan indah.
Selanjutnya terhantar dalam tidur nan indah. Dalam rindu ku belai rembulan ku sapa bintang. Ku lipat pelepah daun panjang menjadi hiasan. Sambil ku rebahkan diriku nan letih. Dan menikmati keindahan. Lalu ku beri minum bibirku nan dahaga.
Sebentuk buku buram mengingatkan aku lagi. Akan gempa nan pernah ku rasakan. Halamannya berisi susunan tumpukan. Suasana dingin hari ini sewaktu melewati. Seperti angin nan berembus. Membawa wewangian harum.
Ku lengkapi semua gairah ku telah menanggung rindu. Iringi suara tiruan bunyi papan bersanggit. Kau masih mendengar getarannya. Setelah lepas selain dari membentang. Tak terhindar pada mataku dan pandangan. Sehingga membuatku berhasrat.
(Pondok Petir, 14 Januari 2019)