Puisi : Edy Priyatna
Â
Senja ini kulihat bulan rahmat
walau kadang samar terlihat sinarnya
dari hulu mengalir deras
butir-butir cahaya jernih
melengkapi langit berhias bintang
limpahan rachmat
tanda-tanda malam-malam suci tiba
sedang berbaris menunggu giliran
bertemu kembali denganku
menuju pengampunan jiwa
membawa catatan-catatan
demi meraih pembebasan diri
akan dipersembahkan padanya
setiap pagi menjelang........
Â
Bagikah catatan-catatan itu
aku goreskan dengan segenap cinta
dapatkah kumerajut amal soleh
pada muara menyeruak lepas
doa dan dzikir
bias sinar rembulan
ilmu nan bermanfaat
menghilangkan kegelapan
kitab suci dan sujud
bahagiakan kaum fakir
menampakan jejak alami
guna menerangi gejolak kalbu
berbuat baik terhadap sesama
persembahan diriku padanya.........
Â
Ataukah aku akan alpa
hingga akhirnya asa menjelma
membiarkan malam-malam suci berlalu
serentak mengucurkan air mata
nyata dengan indah
tiada hingga akibat rasa malu
pada sang penguasa
adalah upaya mengenal jiwa
bersihkan seluruh raga
makin meyakinkan hati
ketika harus mempersembahkan
catatan-catatan kosong padanya
melalui revolusi benak pikiran
nan telah banyak memberi........
Â
(Pondok Petir,22 Maret 2018)