Hidup kata orang bukan ajang perlombaan.Terlambat bukan berarti kalah
Di suatu pagi yang cerah saya termenung. Benarkah saya memang sudah kalah banyak dalam perlombaan kehidupan?Â
Cerita ini berawal ketika pagi itu melihat foto-foto di grup sekolah. Grup Sekolah Dasar (SD), salah satu grup yang saya punya. Ada dua orang teman yang sedang berfoto bersama. Rupanya mereka bertemu dalam sebuah even. Keduanya sekarang orang penting. Yang pertama jabatannya tidak main-main di Mabes Polri, yang satu lagi direktur sebuah rumah sakit daerah di kota kami. Saya mengenal keduanya dengan baik, bahkan sejak kami masih sangat belia.
Bukan hanya teman SD, mereka juga teman satu SMPN,yang suatu hari kebetulan  bertemu, dalam kondisi sudah sama-sama sukses
Dalam sebuah kesempatan yang lain. Seorang teman bertanya kepada saya, kenapa saya baru saja melanjutkan kuliah sedangkan teman seangkatan saya sekolah sudah menduduki jabatan penting di kampus tersebut, bahkan sudah meraih gelar doktor?
Hmm, saat itu saya sempat terdiam sampai kemudian berkata. "Tiap orang punya time line hidup sendiri-sendiri. Mungkin dalam satu hal ini saya terlambat. Tapi bukankah tidak apa-apa?"
Sebenarnya kalimat jawaban saya tersebut hanya sekedar kata-kata saja.kenapa demikian? karena jauh di lubuk hati terdalam, saya juga kepikiran. Apa  iya saya begitu tertinggal dengan teman seangkatan tersebut?
**
Semalam bertukar pikiran dengan suami. Suami membicarakan grup WA angkatan kuliahnya. Dia mengaku jarang ikut berkomentar, hanya sesekali. Misalnya tentu saja saat ada yang tertimpa musibah, pastilah ikut mengucapkan belasungkawa juga di grup tersebut. Selebihnya hanya baca-baca grup sekilas saja.
Namun yang menarik, dia menyimpulkan banyak teman seangkatan-- yang sudah puluhan tahun tak penah bertemu tersebut -- dan hanya via WA sekarang dalam puncak kesuksesan.Â
Ya wajar saja sih, di umur yang sudah kepala 4 rata-rata ya memang orang sudah stabil hidupnya atau bahkan sudah ada yang berada di puncak karier pekerjaannya. Walau tentunya tidak semua anggota grup tersebut sukses, karena memang sejatinya kita tak pernah tahu isi rekening seseorang.
Namun Indkatornya ujarnya, di saat salah satu teman ada yang bercerita liburan ke luar negeri misalnya dan memperlihatkan foto-fotonya, biasanya langsung banyak yang menanggapi. Mulai dari merekomendasikan tempat wisata yang wajib dikunjungi juga, restoran halal yang pernah mereka coba sampai cerita pengalamannya sendiri di negera tersebut.
Artinya ya memang sudah banyak juga anggota grup yang pernah ke negara tersebut  ."Terus kenapa? merasa insecure?" tanya saya serius. . "Ya kena mental dikit" tambah suami sambil tertawa.
**
Meskipun hidup bukan ajang perlombaan, tak dapat dipungkiri, membandingkan diri dengan orang lain di sekitar kita, sering sekali dilakukan. Saya khususnya. Padahal sesungguhnya ini bukan hal yang tepat. Hidup benar-benar bukan ajang perlombaan kok.
Time line orang beda-beda
Iya garis waktu orang tuh beda-beda. Ada yang sudah sukses di usianya 30 tahun.namun tak sedikit yang mapan ketika berusia 55 tahun. Tak ada yang salah. keberhasilan ternyata tak hanya diukur dari kecepatan dan waktu saja.
Standar sukses orang berbeda-beda
Sukses tidak selalu berhubungan dengan materi .seberapa banyak materi yang dimiliki. Sukses ternyata persoalan mindset Ada orang yang merasa sudah sukses ketika lima mobil parkir di halaman rumahnya. Ada orang yang belum merasa sukses ketika rumahnya belum mewah namun banyak pula orang yang sudah merasa sukses walaupun hanya punya dua motor di rumahnya tetapi anak-anaknya sehat dan berprestasi. Tiap orang punya ukuran sukses masing-masing.
Perjalanan setiap orang unik
Tiap orang ternyata tak punya perjalanan dan perjuangan yang sama. Masing-masing unik dan berharga, plus patut diapresiasi segala pencapaian. Minimal diapresiasi oleh diri sendiri.
Fokus pada diri sendiri
Bukankah lelah membandingkan hidup dengan orang lain terus? apalagi kalau kita sejatinya ia tak hidup dalam kekurangan dan cukup-cukup saja. fokus sama diri sendiri dan perkembangan diri barangkali adalah jawabannya. Tidak perlu terlalu berkaca pada orang lain di luar kita. Tapi tentu pastikan hidup berkembang ke arah lebih baik.
Percayalah, terlambat bukan berarti gagal
Sekilas seperti mensugesti diri sendiri. Memang benar, terlambat kan bukan gagal hehe.. Harapan hidup tentu masih tetap ada. jangan putus harapan tentang apapun.
Pada akhirnya, saya akan kembali mengatakan : hidup bukan sebuah perlombaan yang jelas ada pemenangnya.Hidup ternyata hanya sebuah perjalanan yang masing-masing individu akan bertemu sesuatu yang berharga masing-masingnya. Tidak perlu merasa kalah, apalagi hanya karena terlambat mencapai sesuatu hal.
Demikianlah renungan di siang yang panas. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI