Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Danau Toba Bersolek Alam dan Kekayaan Budaya

25 Oktober 2017   12:19 Diperbarui: 25 Oktober 2017   15:04 3794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penginapan bernuansa rumah adat batak di Tuk-tuk-Dokumentasi Pribadi

Saya tidak pernah terpikir jika tahun ini akan berkunjung ke Samosir. Terakhir sekaligus kali pertama menyeberang kesana sekitar tiga tahun lalu. Sebelumnya hanya bisa menikmati keindahannya dari dalam bus setiap kali ke Medan. 

Karena sudah pernah kesana maka jika ada kesempatan saya lebih memilih backpaker ke Pusu Buhit, Simarjarunjung  atau menginap di Tuk-tuk lalu minum kopi Sidikkalang di pagi hari usai menceburkan diri menikmati dinginnya air Danau Toba. Hal yang juga kami lakukan pada waktu itu. Menyambangi Tomok berkali-kali, berenang berkali-kali dan minum kopi berkali-kali.

Saya juga ingin ke Samosir dengan jalur berbeda, berangkat dari Taput melewati Tele langsung ke Samosir dan kembali menyeberang dari Parapat. Melewati Berastagi-Sidikkalang lalu Samosir kemudian pulang dari Parapat sepertinya menarik juga. Gak salah bermimpi kan, ya?

Tapi ya, biarlah angan ini disimpan dulu. Kabarnya masih banyak sekali tempat yang begitu bagus yang belum pernah saya injak di nusantara ini.

Jalan raya setelah kami keluar dari kapal penumpang. Aktivitas masyarakat sekitar pukul sebelas pagi.-Dokumentasi Pribadi
Jalan raya setelah kami keluar dari kapal penumpang. Aktivitas masyarakat sekitar pukul sebelas pagi.-Dokumentasi Pribadi
Tadaa... Kenyataan membawa saya ke danau toba lagi. Saya bersyukur untuk itu. Setelah hujan mengguyur kota Medan yang sempat dihujam panas terik, kami berangkat dan tiba di Parapat lima jam kemudian. Setelah itu makan malam, langsung ke penginapan dan tanpa terasa, ternyata sudah pagi saja. Bangun oleh suara teman-teman yang mulai beraktivitas, mempersiapkan diri berangkat ke Samosir.

Ajibata ke Tomok memakan waktu empat puluh lima menit dengan menggunakan kapal, menyeberangi Danau Toba. Tak jauh dari penginapan kami bergegas ke Pelabuhan Ajibata, tempat penyeberangan menuju Samosir. Saat kami tiba, belasan kendaraan pribadi dan truk sudah masuk jalur antrian menunggu kapal Ferry. Disana, tempat pelabuhan kapal Ferry yang khusus membawa transpotasi dan barang.


Kabar-kabarnya akan ada dua Ferry yang beroperasi mengingat kebutuhan penumpang meningkat hari itu.  Dua orang teman bersedia naik kapal Ferry bersama kendaraan yang kami tumpangi sedang yang lain ikut kapal penumpang. Masih di Ajibata di tempat yang terpisah tersedia pelabuhan khusus penumpang. Jadilah kami duluan berangkat.

Jadwal penyeberangan Ferry KMP. Tao-Toba-Dokumentasi Pribadi
Jadwal penyeberangan Ferry KMP. Tao-Toba-Dokumentasi Pribadi
Pelabuhan Tomok (Pelabuhan Sumber Sari) adalah perhentian terakhir setelah kami meninggalkan Ajibata. Dengan membayar Rp 8.000 ribu rupiah per orang kami sudah tiba. Udara sejuk menutupi terik matahari pagi itu. Suhu di Danau Toba yang kata teman saya sudah semakin meningkat saja tidak terasa panas.

Sembari menunggu kedatangan mereka, kami sepakat berkeliling ke beberapa titik tempat wisata budaya yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki tak jauh dari pelabuhan. Keluar dari pelabuhan Tomok, belok kanan ke pusat perbelanjaan. Tomok merupakan bahasa Batak artinya gemuk atau tambun.  Disana terdapat pusat perbelanjaan khas etnis Batak. Mendaki mengikuti jalan pusat perbelanjaan, nanti akan bertemu Kampung Batak, Kuburan Raja Sidabutar dan sebuah museum.  

Kampung Batak

Rombongan pengunjung sedang
Rombongan pengunjung sedang

Deretan rumah adat batak terdapat di kampung batak ini berada sebelum kuburan Raja Sidabutar. Lokasinya agak tersembunyi karena ditutupi deretan dagangan oleh-oleh khas batak. Suara khas yang terdengar berupa musik adat batak "gondang" (musik khas batak) akan terdengar bersumber dari kampung batak menandakan ada tarian Sigale-gale. Kita bisa mengikuti arah suarah dan berjalan ke arah sana atau bertanya pada orang sekitar.

Kampung Batak tepatnya tempat pertunjukan Si Gale-gale diadakan. Setiap pengunjung bisa ikut "manortor" (menari tarian Batak) bersama teman-teman mengikuti bunyi "gondang".

Untuk menikmati tarian bersama Sigale-gale, katanya bisa memesan para penari. Tetapi saya  belum pernah melihat para penari tersebut. Biasanya para pengunjung yang akan "manortor" bersama rombongannya.

Saya belum melihat rombongan penari yang bisa dipesan untuk pertunjukan adat batak. Saya kurang tahu apakah ada  pemandu satu atau dua orang yang khusus mengarahkan pengunjung agar bisa menikmati "tor-tor" yang bisa dipesan kapan saja langsung di tempat.

Agak sayang jika ada rombongan yang sama sekali tidak tahu "tor-tor" tapi mereka berminat mencoba menari bersama Sigale-gale. Pada moment-moment tertentu seperti musim liburan misalnya. Saya kira ini akan menjadi pengalaman baru bagi para pengunjung. Kunjungan wisata pun akan lebih menarik.

Ke pemakaman Sidabutar.

 

Pengujung yang akan memasuki Pemakaman Raja Sidabutar sedang mengenakan ulos batak. Foto diambil dari dalam lokasi kuburan-Dokumentasi Pribadi
Pengujung yang akan memasuki Pemakaman Raja Sidabutar sedang mengenakan ulos batak. Foto diambil dari dalam lokasi kuburan-Dokumentasi Pribadi

Siapa saja bisa memasuki pemakaman Sidabutar asal menggunakan ulos batak yang disediakan di pintu masuk kuburan. Menggunakan ulos pada saat memasuki pemakaman sebagai kesopanan menghormati adat setempat. Konon, Sidabutar ialah orang yang pertama kali datang ke Samosir sekaligus seorang raja.

Pemandu sedang menjelaskan sejarah dan silsilah Raja Sidabutar kepada rombongan turis-Dokumentasi Pribadi
Pemandu sedang menjelaskan sejarah dan silsilah Raja Sidabutar kepada rombongan turis-Dokumentasi Pribadi
Banyak cerita moral dituturkan pemandu wisata yang sedang memandu rombongan turis tentang kisah Raja Sidabutar. Setiap pemandu akan menceritakan begitu detail pada benda-benda etnic batak yang ada di sekitar kuburan itu. Tempat duduk yang berwarna merah, hitam, dan putih merupakan warna bendera orang batak pada jaman itu.

Cicak bertengger di tiang pintu menghadap payudara wanita. Cicak sebagai simbol kemampuan beradaptasi sedangkan payudara wanita sebagai lambang ke makmuran. Meninggalkan kuburan Sidabutar yang sudah berumur 469 tahun itu kita harus melepaskan ulos batak pada seorang penjaga yang sekaligus pemandu disana.

Pintu keluar kuburan. Pada tiang pintu terdapat patung hewan cicak dan payudara wanita. Simbol mudah beradaptasi dan kemakmuran. Cicak menghadap payudara sebagai tanda bahwa generasi muda selalu mengingat kampung halamannya-Dokumentasi Pribadi
Pintu keluar kuburan. Pada tiang pintu terdapat patung hewan cicak dan payudara wanita. Simbol mudah beradaptasi dan kemakmuran. Cicak menghadap payudara sebagai tanda bahwa generasi muda selalu mengingat kampung halamannya-Dokumentasi Pribadi
Usai berkeliling, membeli oleh-oleh kami turun menemui teman yang hampir saja sudah tiba di pelabuhan Ferry. Lalu mencari tempat makan siang halal. Kamu, jangan takut berlibur ke Danau Toba.

"Ada banyak tempat makan yang halal disana. Nanti lihat saja di depan rumah makan bertuliskan rumah makan muslim." Begitu kata saya pada teman yang berlibur bulan lalu kesana dari Jakarta.

One Day Trip ke Tomok sangat mungkin dilakukan. Naik kapal penumpang dengan jadwal tertentu dari pagi hingga malam dan membawa kendaraan pribadi atau meninggalkan saja di pelabuhan Ajibata boleh juga. Supaya bisa berkeliling leluasa, lebih baik seberangkan kendaraan pribadi juga, jika punya waktu lebih ingin mengunjungi tempat-tempat lain.

Setelah itu silahkan lupa diri menikmati pemandangan alam dan kekayaan budaya.

Wefie-Dokumentasi Reza
Wefie-Dokumentasi Reza

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun