Dalam kehidupan sehari-harinya, Tsuneo bekerja paruh waktu di sebuah toko peralatan selam sambil berusaha mengejar mimpinya untuk mendapat beasiswa di Meksiko.
Pada suatu malam, dia tidak sengaja bertemu dengan Josee yang terjatuh dari kursi rodanya ketika sedang jalan malam bersama dengan neneknya yang mengasuhnya sejak kecil. Ketika diajak nenek Josee untuk bertamu ke rumah mereka, nenek Josee memberi sebuah penawaran bagi Tsuneo yang sedang pailit saat itu:
Dia harus menjadi pengasuh pribadi Josee dengan bayaran yang sepadannya.
Walaupun terkesan mudah, ternyata realitanya tidak seperti itu. Karena tidak pernah berhubungan dengan orang lain selain neneknya, Josee ternyata adalah seorang gadis yang sangat manja dan bossy, yang sampai membuat Tsuneo kesal setengah mati. Sayangnya karena tidak punya pilihan lain, Tsuneo harus tetap bertahan dalam kondisi ini.
Ini bukan berarti bahwa segalanya kemudian akan berjalan dengan mulus. Di film ini, ada banyak kejadian yang membuat Josee dan Tsuneo meragukan pilihan hidup mereka.Â
Apalagi bagi Josee yang mengalami disabilitas kaki sejak kecil, kadang-kadang dia mempertanyakan apakah dia adalah orang yang pantas bagi Tsuneo yang memiliki ambisinya sendiri karena kondisi disabilitasnya.
Mampukah Josee menjadi orang yang lebih percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri di tengah kondisi kelumpuhannya dan mampukah Tsuneo mewujudkan impian hidupnya dalam kondisi ini?
Tentang Disabilitas dan Apa yang Harus Dihadapi
For the longest time, disabled people have tried to prove their worth to everyone else. While it is not always easy, they have proven that they managed to do things that are deemed as impossible by other people. Now, let's see things that they can do despite their disabilities.
Bagi orang-orang dengan disabilitas dan orang normal yang telah familier dengan realita semacam ini, kisah Josee bisa terasa relatable sekali karena miripnya kisah hidup yang mereka alami.Â