Mohon tunggu...
dedy riyadi
dedy riyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya hanya ingin jadi terang dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relik dalam Alkitab

29 November 2011   05:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:04 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Relik adalah benda-benda yang dimiliki oleh seorang yang suci dan berkhasiat untuk beragam hal terutama penyembuhan dari sakit dan pelepasan dari Roh Jahat. Alkitab mencatat adanya relik pada Kisah Para Rasul pasal 19 ayat 12 yaitu "...bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat."

Tentu, yang berkhasiat bukanlah relik tersebut melainkan "Kuasa Allah yang berkerja". Lalu, timbullah pertanyaan, bagaimana jika orang yang awam menganggap bahwa yang punya kuasa penyembuhan atau pelepasan adalah relik tersebut, bukan Allah?

Istri saya tadi pagi mengatakan bahwa di GPPS (Gereja Pantekosta Pusat Surabaya) dulu, gembalanya sering melakukan penyembuhan atau pelepasan dengan sapu tangan miliknya atau kertas yang diberi tulisan firman Tuhan. Dan melalui media tersebut, terjadilah pelepasan atau kesembuhan.

Dan jemaat tidak pernah menganggap bahwa relik itu yang berkhasiat melainkan Allah bekerja untuk penyembuhan dan kelepasan. Artinya di dalam iman yang kuat terhadap Allah, maka relik tidak akan mengelabui atau menyimpangkan iman terhadap Allah. Relik hanyalah sarana.

Demikian juga dengan seorang perempuan yang pendarahan bertahun-tahun, dalam hatinya berkata: Jika kusentuh saja jumbai jubah Kristus maka aku akan sembuh. Dan itulah yang terjadi! Dan Kristus juga mengajarkan kepadanya: jadilah seperti imanmu.

Relik hanyalah sarana. Hanya media. Bukan penyebab terjadinya kuasa. Seperti halnya minyak urapan, yang menyembuhkan tetaplah Tuhan. Bukan minyaknya. Apakah dalam beriman kita harus mempercayai adanya relik-relik itu?

Kita haruslah tetap percaya bahwa hubungan yang terjaga antara kita dengan Tuhan-lah yang menjadikan iman dan segala buah-nya terjadi. Istri saya menambahkan bahwa gembala GPPS adalah hamba Tuhan yang rajin berdoa dan berpuasa. Artinya hubungan pribadi beliau dengan Tuhan senantiasa dijaga betul.

Kita pun bisa melakukan apa yang telah berlaku di jaman dahulu itu, sebab Kristus mengajarkan: bahkan lebih dari apa yang telah dilakukan-Nya akan dapat diperbuat oleh orang-orang yang percaya. Kuncinya cuma satu: Percaya pada Tuhan.

Biarlah relik hanyalah bumbu penyedap dalam memelihara iman kita kepada Allah. Sebab mencari relik ataupun mengupayakan sesuatu melalui relik bukanlah yang diajarkan. Tetapi memang melalui relik-relik orang suci hal itu bisa didapatkan bagiannya, atau mujizatnya.

Saya tidak anti relik karena memang itu tercatat dalam Alkitab. Tetapi yang saya tekankan adalah bukan relik yang kita niatkan cari dalam mencari jawaban atas permasalahan kita, tetapi Tuhan Allah-lah yang harus kita cari senantiasa.

Salam dalam Iman,

Dedy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun