Mohon tunggu...
Enjelin Anjung Susilowati
Enjelin Anjung Susilowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana

menulis artikel berkaitan dengan ilmu biologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Efektif Pencegahan Leptospirosis di DIY

21 Juni 2022   02:43 Diperbarui: 21 Juni 2022   02:45 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Leptospirosis merupakan jenis penyakit yang sering ditemukan di Indonesia. Penyakit ini dapat dikelompokkan sebagai penyakit zoonosis atau penyakit binatang yang dapat ditularkan hewan ke manusia dan juga sebaliknya. Penyebab dari penyakit leptospirosis yaitu dari bakteri yang dinamakan leptospirosa yang dapat tersebar melalui 2 hal, yaitu melalui urin tikus yang mengandung bakteri leptospirosa yang kemudian tersebar ke lingkungan, kemudian juga dapat melalui berbagai hewan peliharaan dan ternak yang memiliki potensi menularkan leptospirosis ke manusia seperti anjing, babi, sapi, kambing dan hampir setiap mamalia dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri tersebut.

Bakteri leptospirosa diketahui kemampuan untuk hidup di lingkungan yang basah dan lembab dengan suhu hangat dan pH 6-8. Bakteri tersebut mampu bertahan hidup hingga 43 hari hingga berminggu-minggu di dalam air atau genangan air dan tanah. 

Oleh karena itu, penyakit leptospirosis sangat erat kaitannya dengan aktivitas yang berkaitan dengan air. Manusia yang terinfeksi bakteri tersebut biasanya dikarenakan melakukan aktivitas atau pekerjaan di sekitar perairan atau lingkungan yang memiliki genangan air seperti pekerjaan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, tambang, dan pekerjaan yang berhubungan pengelolaan lingkungan. 

Faktor resiko yang lebih besar akan terjadi karena kebiasaan tidak memakai alas kaki ketika bekerja. Bakteri tersebut dapat masuk ke manusia melalui luka yang terbuka, mata, hidung dan akan merusak organ vital seperti hati dan ginjal.

Secara klinis, leptospirosis memiliki 2 gejala sindrom yaitu leptospirosis ringan yang ditandai dengan ikterik yaitu karena kerusakan sel hati, dan gangguan sekresi ginjal dan leptospirosis berat yang menyebabkan perdarahan, sesak nafas hingga anuria atau ketidakmampuan ginjal untuk memproduksi urin. 

Dan secara lebih umum, leptospirosis dapat diketahui dari gejala demam tinggi, yang diikuti nyeri otot atau sendi, hingga adanya bintik merah yang muncul di kulit penderita.

Berdasarkan epidemiologi, Indonesia termasuk negara yang memiliki angka kasus yang cukup tinggi dengan jumlah kematian hingga 2,5-16,4%, yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia salah satunya DIY. 

Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan DIY, yang dibagi dalam beberapa daerah seperti daerah Gunungkidul terdapat 9 kasus dari bulan Januari hingga Maret 2022 dan diketahui 2 diantaranya meninggal, kemudian pada bulan Juni 2022 dilaporkan terdapat 22 kasus dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 4 orang. 

Kemudian di wilayah Sleman, selama bulan Maret 2022 ditemukan sebanyak 3 kasus.

Ditinjau dari kasus yang meningkat di wilayah DIY khususnya daerah Gunungkidul dan Sleman, saat ini perlu dilakukan strategi yang dapat dilakukan untuk  menekan angka kejadian. 

Ditinjau dari profil pekerjaan yang dimiliki oleh mayoritas penduduk daerah tersebut yang terkena leptospirosis, sebagian besar penduduk memiliki profil pekerjaan sebagai petani sehingga diperlukan pencegahan menggunakan penutup kaki seperti sepatu boots agar dapat terhindar dari infeksi bakteri. Hal ini memang menjadi suatu hal yang sering disepelekan oleh banyak petani karena terasa kurang nyaman untuk dipakai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun