Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tujuh Pelajaran Penting Berpuasa

26 Maret 2024   08:07 Diperbarui: 26 Maret 2024   08:21 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.universitasaustrali.com

Ahamdulillah kita bersyukur masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa rukun Islam yang keempat. Semoga puasa yang telah kita lakukan menjadi ladang bagi pertumbuhan nilai agama yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga setiap detik puasa yang kita lalui merupakan langkah menuju keikhlasan dan kebersihan hati. Seperti ulat yang mengubah dirinya menjadi kupu-kupu yang indah, Semoga puasa kita juga mampu mengubah diri kita menjadi insan yang lebih baik dan bercahaya di mata Allah subhanahu wa taala, amin.

Semoga puasa kita bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi merupakan perjalanan rohani yang mengubah sikap dan perilaku kita menjadi lebih baik. Semoga setiap upaya dan pengorbanan yang kita lakukan Selama Ramadan membawa berkah dan ketenangan dalam hidup kita serta menjadikan kita lebih dekat dengan Allah SWT.

Agar puasa kita menjadi ibadah puasa yang bermakna pada kehidupan selanjutnya, menurut Dr. H. Fahrudin Faiz, dalam chanel youtube @MbahGlondong, ada tujuh pelajaran penting yang bisa kita ambil.

1. Kepatuhan kepada Tuhan

Puasa merupakan perintah Allah yang termaktub dalam rukun Islam yang keempat. Menjalankan ibadah puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan mematuhi perintah-Nya untuk berpuasa, kita menunjukkan sikap patuh dan taat kepada kehendak Ilahi.

Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan menumbuhkan kesadaran akan ketaatan kepada Allah dalam segala hal. Dengan demikian, ibadah puasa bukan hanya merupakan kewajiban agama, tetapi juga merupakan jalan untuk memperkuat ikatan spiritual kita dengan Sang Pencipta serta memperbaiki akhlak dan karakter kita sebagai hamba-Nya

2. Riadat

Riadat yaitu bertapa dengan mengekang hawa nafsu. Puasa tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum dalam jangka waktu tertentu, tetapi juga merupakan latihan bagi jiwa dan batin. Melalui puasa, tubuh kita dilatih untuk mengendalikan keinginan fisik, menunjukkan bahwa kita mampu melebihi kebutuhan dasar kita.

Di sisi lain, puasa juga merupakan sebuah pelatihan bagi jiwa dan batin. Dengan mengekang nafsu buruk seperti kemarahan, iri hati, atau keinginan yang berlebihan, kita belajar untuk meningkatkan kontrol diri dan memperkuat ketahanan mental. Dengan demikian, puasa bukan hanya sekadar praktik keagamaan, tetapi juga merupakan sebuah proses pembelajaran yang menyeluruh bagi kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual.

3. Pengorbanan

Tiada keberhasilan yang bisa diraih tanpa adanya pengorbanan, dan hal ini juga berlaku dalam menjalankan ibadah puasa. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam menjalankan ibadah puasa, kita perlu bersedia mengorbankan baik secara materiil maupun spiritual. Pengorbanan materiil bisa berupa menahan diri dari makanan dan minuman pada siang hari, mengatur waktu dan energi untuk ibadah, serta memberikan sebagian dari harta kita kepada yang membutuhkan dalam bentuk zakat atau sedekah.

Sementara itu, pengorbanan spiritual mencakup usaha keras untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan emosi, dan meningkatkan kualitas ibadah kita secara keseluruhan. Dengan berani mengorbankan apa yang kita miliki, baik secara materiil maupun spiritual, kita akan mendapatkan hasil yang lebih bermakna dalam menjalankan ibadah puasa, dan meraih keberkahan serta keberhasilan di dunia maupun di akhirat.

4. Penyucian

Ibadah puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan proses penyucian diri dari hawa nafsu yang buruk. Tujuan utama dari puasa adalah untuk mencegah dan mengendalikan hawa nafsu yang negatif. Dengan menahan diri dari kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman, kita belajar untuk mengendalikan keinginan yang sering kali mengarah kepada perbuatan buruk.

Puasa memberikan kesempatan bagi kita untuk merenungkan perilaku dan kebiasaan yang tidak baik, serta memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Melalui puasa, kita diberi kesempatan untuk membersihkan diri secara spiritual dan memperkuat kekuatan batin untuk menolak godaan yang dapat menggoda kita menjauh dari jalan yang benar. Dengan demikian, puasa tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga merupakan sarana untuk mencapai kesucian jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

5. Keikhlasan

Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan sebuah sekolah keikhlasan yang mendalam. Selama menjalankan puasa, kita diajarkan untuk berkomitmen dengan keihlasan dalam segala aspek kehidupan. Keikhlasan ini tercermin dalam keteguhan hati untuk menahan diri dari makan dan minum, menjaga lidah agar tidak tergelincir dalam perkataan yang tidak baik atau berlebihan, serta menjaga mata dan telinga kita dari tergelincir kepada yang tidak layak.

Puasa mengajarkan kita untuk memiliki keikhlasan dalam segala tindakan kita, memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah SWT, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengendalikan diri dalam setiap aspek kehidupan. Dengan mengasah keikhlasan melalui ibadah puasa, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sadar, dan lebih bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

6. Perjuangan

Untuk mencapai tujuan yang mulia, yakni ridha Allah dalam menjalankan ibadah puasa, dibutuhkan perjuangan yang tak kenal lelah. Perjuangan dimulai dari bangun pada dini hari untuk menyiapkan sahur, meskipun tubuh terasa lelah atau terkadang kantuk menghampiri. Perjuangan juga terjadi saat menjalani rutinitas sehari-hari, di mana kita harus menahan lapar dan haus ketika sedang bekerja atau menjalankan aktivitas lainnya.

Namun, perjuangan yang paling besar terletak pada kemampuan kita untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan emosi, dan menjaga perilaku serta sikap agar tetap sesuai dengan ajaran agama. Dalam setiap langkah perjuangan tersebut, kita diuji untuk memperkuat keteguhan iman dan ketulusan hati dalam beribadah kepada Allah. Dengan perjuangan yang gigih dan penuh ketulusan, insya Allah, kita akan mendapatkan ridha Allah serta mendapatkan keberkahan dalam menjalani ibadah puasa.

7. Ikhtiar

Ikhtiar, atau usaha sungguh-sungguh, merupakan kunci bagi seorang hamba untuk mencapai apa yang diinginkannya. Dalam konteks ibadah puasa, menjalankan puasa hanya dengan menahan diri dari makan dan minum saja tidaklah cukup. Sebaliknya, seseorang perlu berikhtiar, atau berusaha sungguh-sungguh, untuk mendapatkan keutamaan puasa yang sempurna.

Berikhtiar dalam ibadah puasa mencakup berbagai aspek, seperti meningkatkan ibadah, memperbaiki perilaku, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Selain itu, berikhtiar juga melibatkan usaha untuk berbuat kebaikan, menolong sesama, dan menyebarkan kebaikan kepada orang lain.

Dengan demikian, ibadah puasa yang dijalankan dengan ihtiar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tidak hanya secara spiritual tetapi juga sosial. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menyadari pentingnya berikhtiar dalam menjalankan ibadah puasa agar dapat meraih keberkahan dan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Dengan memahami nilai-nilai pelajaran dari ibadah puasa ini, semoga kita dapat terus menerapkan nilai-nilai baik tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kesabaran, keteguhan, dan pengendalian diri yang dipelajari selama menjalankan puasa, semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berkarakter.

Mari kita berupaya untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia, yang selalu mengutamakan kebaikan dalam setiap tindakan dan interaksi dengan sesama. Dengan demikian, semoga kita senantiasa mendapat berkah dari Allah SWT dan menjadi sumber kebaikan bagi lingkungan sekitar. Amin.

Blitar, 26 Maret 2024

Enik Rusmiati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun