Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hindari Sikap Ini agar Tidak Menyakiti Teman

20 Oktober 2022   19:44 Diperbarui: 21 Oktober 2022   01:05 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi persahabatan seorang perempuan. Foto: Shutterstock

Menjadi sosok teman yang baik pasti diidamkan oleh semua orang. Karena teman yang baik itu akan mampu menentramkan hati, mampu memberi semangat ketika hati lagi gegana (gelisah galau dan merana), bisa memberi solusi kala kita dalam kebimbangan dan selalu menyinari hati bila kita yang dilanda kegelapan.

Seorang teman yang baik tidak akan pernah membelakangi saat kita membutuhkannya. Sahabat sejati akan siap menerima curahan hati dan memberi pertolongan, mengerti tanpa harus kita beritahu ketika kita sedang dalam kondisi sulit. Meski tidak bisa membantu dalam hal materi, teman yang baik akan memastikan selalu ada untuk kita, kapan pun itu.

Gara-gara ketidakhati-hatian, suatu hari saya pernah melukai hati seorang teman yang dulu pernah sangat akrab. Barangkali sudah menjadi budaya kita, bila bertemu teman lama yang ditanyakan adalah keluarganya, berapa anaknya, suami atau istri orang mana, sekarang tinggal di mana.

Nah, ternyata sahabat tersebut belum berkeluarga. Tampak jelas ada perubahan ekspresi di aura wajahnya. Seketika saya meminta maaf, tanpa harus melanjutkan pertanyaan dan segera mengalihkan ke topik lain. Karena pasti dia punya alasan yang kuat untuk sebuah keputusan tersebut.

Dari pengalaman tersebut, berikut beberapa sikap yang harus kita hindari agar tidak melukai hati seorang teman.

Bila berhutang segera kembalikan atau komunikasikan dengan baik bila belum bisa mengembalikan.

Memang sih, seorang teman harus bisa menolong bila kita lagi kesulitan. Namun bukan berarti kita melupakan kewajiban yaitu mengembalikan apa yang kita pinjam. Karena bisa jadi teman kita itu lebih membutuhkan daripada kita kan.

Perkara rupiah, meski itu nominalnya hanya sedikit, akan bisa merenggangkan persahabatan. Terkadang kita menganggap teman kita itu sudah berkecukupan, sehingga kita bersikap santai bila punya hutang kepadanya. Padahal tanpa kita ketahui ternyata teman itu sedang membutuhkan, dan akan menanyakan ada rasa sungkan.

Ketika kita sedang berdialog tatap muka, usahakan tidak bermain handpone sendiri

Seperti kita ketahui bahwa benda satu ini memang telah membuat jarak yang dekat menjadi jauh. Membuat orang yang berdekatan berubah menjadi seperti patung. Karena konsentrasi dengan handpone, akhirnya ketika ditanya tidak mendengar. Tentu keadaan ini akan menumbuhkan rasa malu orang yang bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun