Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apersepsi Motivasi Guru yang Ditunggu Siswa

9 September 2022   10:27 Diperbarui: 11 September 2022   18:00 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajarkan murid pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SDN 065 Cihampelas, Bandung, Jawa Bara (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)

"Bu, di kelas teman-teman sering menyindir teman yang yang lain. Minta tolong besuk diberi motivasi cara menghadapi komentar buruk dari orang lain. Terus terang saat ini saya sering tidak betah di kelas, karena teman-teman sering saling mengejek, baik secara langsung maupun lewat status media sosial, terima kasih ya bu," demikian pesan dari salah satu siswa saya.

Yap, sudah menjadi kegiatan rutin saya sebelum memberikan materi pelajaran, sebagai bentuk apersepsi, selalu memberi motivasi atau semangat kepada siswa. 

Apersepsi ini bertujuan untuk membawa dunia siswa menuju situasi pembelajaran yang akan diciptakan guru. 

Melalui kegiatan ini, diharapkan alam pikiran siswa kosong, sehingga akan mempermudah guru mengisi dengan materi bahan ajar yang akan disampaikan.

Pada apersepsi ini saya sering mengisinya dengan permainan yang menghibur, cerita-cerita inspiratif yang bisa membangkitkan semangat pada siswa. 

Selain itu, juga kalimat-kalimat motivasi yang saya kutip dari video atau buku-buku yang saya baca. Makanya tidak jarang siswa meminta saya melalui pesan pribadi, menyampaikan permasalahan yang sedang dihadapinya maupun permasalahan di kelasnya.

Mereka meminta saya untuk memberikan motivasi baik untuk dirinya sendiri maupun yang dialami oleh teman-temanya. Seperti, ada temannya yang sedang tidak bersemangat karena pacarnya dekat dengan wanita lain. Ketika lagi putus harapan karena berkali-kali ikut perlombaan belum mendapat juara. 

Ada juga curhatan siswa laki-laki yang sering menjahili siswa putri. Kejengkelannya kepada guru karena dimarahi atau dihukum di depan siswa lain, serta permasalahan lain yang berhubungan dengan remaja dan persahabatan.

Dari rangkaian peristiwa tersebut, membuktikan bahwa tugas seorang guru memang tidak hanya mentransfer ilmu atau materi pelajaran kepada siswa. Melainkan juga mendidik, menanamkan karakter yang baik, mengarahkan dan memberi solusi apabila siswa mengalami berbagai persoalan dalam kehidupannya.  

Berikut, beberapa motivasi yang sering ditunggu siswa.

Motivasi Perundungan

"Hai Ahmad, kalau tidak bisa bicara lantang dan tegas besuk pakai daster emakmu saja yaa."

Ini salah satu jenis perundungan yang dialami siswa. Bila Anda seorang guru, pasti tidak asing dengan perundungan terhadap siswa yang mempunyai sifat yang tidak wajar dibanding dengan teman-temanya. 

Seperti siswa cowok berpenampilan seperti cewek, pendiam, sering menangis, mempunyai mental lemah atau sering tertidur di dalam kelas.

Umi Evi Ghozali, M.Pd. ketika memberi motivasi kepada siswa  SD Global Madani. Sumber: globalmadani.sch.id
Umi Evi Ghozali, M.Pd. ketika memberi motivasi kepada siswa  SD Global Madani. Sumber: globalmadani.sch.id

Setiap siswa pasti ingin mempunyai sifat yang disukai oleh teman yang lain. Namun bila itu bila ia belum bisa menjadi pribadi yang menyenangkan, tentu ini menjadi salah satu tugas pendidik membantu mengubahnya. 

Di sinilah peran seorang guru untuk membesarkan hati siswa yang mempunyai perilaku yang berbeda dengan yang lain. 

Sosok guru dianggap sebagai sumber inspirasi bagi siswa. Guru harus benar-benar membuat siswa nyaman dan merasa terlindungi berada di kelas.

Motivasi Mental yang Kuat Hadapi Para Pembenci

"Sudah 3 hari, Si Alika tidak masuk Bu, karena takut dengan Bahri, setiap hari di kata-katain jelek, dihina bahkan sering diejeknya,"

Tidak semua siswa itu punya mental baja bila menghadapi candaan, apalagi dari lawan jenis. Menghadapi kondisi seperti ini, guru harus bisa menjadi zero bagi siswa yang mentalnya benar-benar sedang drop.

Bahkan terkadang orangtuanya saja belum tentu bisa membujuk anaknya untuk kembali ke sekolah lagi, meskipun orangtuanya itu mempunyai jabatan lebih tinggi dibanding gurunya.

Peran guru di sini, tidak hanya sebagai motivator bagi siswa yang menjadi korban, namun juga bagi siswa yang menjadi pelaku penghinaan. 

Siswa yang berperilaku arogan di kelasnya juga perlu mendapat siraman rohani, bahwa apa yang dilakukannya itu bisa menjadikan seseorang terancam masa depanya.

Motivasi Manajemen Cinta

Cinta, oh cinta. Persoalan cinta memang selalu membuat dunia ini menjadi indah. Namun bisa juga menjadikan dunia ini gelap gulita.

Tentang cinta remaja ini, saya sering mendapat curhatan siswa, mulai dari rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan, cemburu, rindu sampai patah hati. Tentu keadaan ini akan sangat mengganggu konsentrasi belajarnya, apalagi bila itu satu kelas.

Nah, peran guru di sini jangan menjadi eksekutor yang memberi hukuman keras kepada siswa yang sedang pacaran. Karena itu bisa berdampak dendam kesumat selamanya bagi siswa.

Guru harus bisa menjadi konselor cinta yang bijak. Sebelum memberi keputusan guru harus bisa masuk dan menyelam dalam dunia siswa. 

Guru bisa bisa menjadi ibu peri yang manis menghadapi para remaja ini, bagaimana cara mengelola cinta yang baik dan bermanfaat tanpa harus menyakiti serta terjerumus ke dalam masalah yang tidak baik.

Motivasi Putus Asa dan Rendah Diri

"Kenapa tidak belajar, bukankah sebentar lagi ujian?"

"Malas Bu, meskipun lulus dan nilai baik, tetap saja tidak bisa melanjutkan, karena tidak ada biaya."

Bagi sekolah saya yang berada di pedesaan, saya sering mendengar jawaban seperti itu. Sebuah jawaban keputusasaan dan tidak lagi bersemangat untuk meraih cita-cintanya.

Seorang guru tidak boleh bosan memberi motivasi kepada siswa betapa pentingnya belajar dan mencari ilmu. Bahwa belajar itu bukan alat meraih sukses. Namun belajar itu merupakan sebuah kewajiban bagi umat manusia. Bahwa sekolah itu bukan satu-satunya alat untuk meraih sukses, karena sukses tanpa belajar itu seperti berjalan tanpa penerangan, akan menjadi gelap.

Motivasi Wujudkan Kompak dalam Berkelompok

"Bu, saya ganti kelompok boleh? Saya tidak nyaman satu kelompok dengan si Adel," begitu kata Lia setelah pembagian kelompok belajar. 

Pilih-pilih teman memang tidak dilarang, bahkan agama juga mengajarkan untuk memilih teman yang baik, agar tidak terpengaruh sifat buruk.

Namun bila menolak teman dalam belajar, maka ini perlu ada pengarahan dan bimbingan seorang guru. Karena salah satu karakter yang harus diwujudkan oleh lembaga pendidikan adalah bisa bersosial dengan temanya.

Motivasi Cara Menerima Kritikan

Namanya juga manusia, tidak ada makhluk yang sempurna di dunia ini, apalagi anak-anak. Setiap gerak dan penampilan selalu menjadi bahan komentar yang lain. Bahkan terkadang dengan dalih bercanda, jadi meskipun ada teman yang tersakiti dengan segala kritikannya, dianggap lebay, alay atau manja.

Kondisi yang dialami siswa ini belum tentu semua orangtua paham, karena bersosial mereka ketika di sekolah, sementara di rumah tentu baik-baik saja bersama keluarganya. 

Nah, di sinilah peran penting seorang guru. Memberi nasihat yang baik kepada tukang komen, dan memberi dukungan untuk tetap tegar dan berpikir positif apabila mendapat kritikan negatif dari temannya.

Motivasi Cara Mengatur Waktu

"Maaf Bu, tugasnya belum selesai, karena banyak kegiatan, banyak tugas, harus membantu orangtua, dan lain-lain."

Demikianlah alasannya siswa bila tugasnya belum juga diselesaikan. Persoalan sulitnya membagi waktu ini memang sering dialami siswa. Bagaimana cara mengatur waktu antara beribadah, bermain, belajar dan membantu orangtua. Karena keberhasilan seorang siswa sangat bergantung bagaimana cara mengatur dan memanfaatkan waktu ini dengan baik.

Motivasi-motivasi tersebut sangat diperlukan oleh siswa, agar alam pikiran siswa bisa terbuka lebar dalam menerima materi pelajaran. 

Pemberian motivasi ini tidak harus berupa cerita langsung dari guru. Saat ini sudah tersedia berbagai bentuk motivasi di internet, baik dalam bentuk teks, audio atau audio visual. Guru tinggal melakukan penelusuran di google, selanjutnya bisa dihafalkan, dibaca atau diputar di kelas. 

Selamat mencoba, semoga bermanfaat. Amin.

Semarang, 9 September 2022

Enik Rusmiati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun