Bahkan terkadang orangtuanya saja belum tentu bisa membujuk anaknya untuk kembali ke sekolah lagi, meskipun orangtuanya itu mempunyai jabatan lebih tinggi dibanding gurunya.
Peran guru di sini, tidak hanya sebagai motivator bagi siswa yang menjadi korban, namun juga bagi siswa yang menjadi pelaku penghinaan.Â
Siswa yang berperilaku arogan di kelasnya juga perlu mendapat siraman rohani, bahwa apa yang dilakukannya itu bisa menjadikan seseorang terancam masa depanya.
Motivasi Manajemen Cinta
Cinta, oh cinta. Persoalan cinta memang selalu membuat dunia ini menjadi indah. Namun bisa juga menjadikan dunia ini gelap gulita.
Tentang cinta remaja ini, saya sering mendapat curhatan siswa, mulai dari rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan, cemburu, rindu sampai patah hati. Tentu keadaan ini akan sangat mengganggu konsentrasi belajarnya, apalagi bila itu satu kelas.
Nah, peran guru di sini jangan menjadi eksekutor yang memberi hukuman keras kepada siswa yang sedang pacaran. Karena itu bisa berdampak dendam kesumat selamanya bagi siswa.
Guru harus bisa menjadi konselor cinta yang bijak. Sebelum memberi keputusan guru harus bisa masuk dan menyelam dalam dunia siswa.Â
Guru bisa bisa menjadi ibu peri yang manis menghadapi para remaja ini, bagaimana cara mengelola cinta yang baik dan bermanfaat tanpa harus menyakiti serta terjerumus ke dalam masalah yang tidak baik.
Motivasi Putus Asa dan Rendah Diri
"Kenapa tidak belajar, bukankah sebentar lagi ujian?"