Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepucuk Surat untuk Rindu

10 Juni 2019   12:38 Diperbarui: 10 Juni 2019   14:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maafkan aku wahai relung
Yang tak mampu mengetuk pintu rumahmu, mengisyaratkan bahasa kalbu di bibir nirwana, menuliskan mantra berkidung puji di batas rasa.


Aku sudah mencarimu dalam rima, menemuimu dalam sajak, menghampirimu dalam pesona syairmu bersama perjalanan hidupku, sampai aku tersungkur di ambang surgamu.


Wahai sunyi

Haruskah aku tulis sepucuk surat rindu untuk belahan hatimu, sementara aku tak mampu melipat jarak yang bergeser di ujung waktu.


Sampai senja telah datang lagi,  menatap sesaat, setelah itu berlalu, sambil berkata, "Jangan lagi kau merayu waktu, karena jarak yang terbentang di depanmu hanyalah semu, kembalilah menemukan diksimu,"


Ohh..relung, sungguh aku terpasung pada kesempurnaan rasa yang kau sebut dengan cinta.


Blitar, 10 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun