Di era serba digital ini, inovasi tak lagi terbatas pada dunia finansial atau e-commerce saja --- bahkan tempat yang paling sederhana sekalipun, seperti WC umum di kawasan wisata, kini ikut tersentuh transformasi teknologi.Melalui penelitian berjudul "Analisis Pengaruh Persepsi Nilai, Kemudahan, dan Keamanan terhadap Intensi Wisatawan Menggunakan QRIS pada Fasilitas WC Umum dengan Kepercayaan sebagai Variabel Intervening",
Mohammad Nabil Kurnianto (Mahasiswa FEB UNDIP, 2025) menghadirkan gagasan segar: bahwa kemajuan digital bisa hadir di setiap sudut kehidupan --- termasuk di ruang publik yang kerap dianggap remeh.
QRIS bukan sekadar alat pembayaran. Ia simbol perubahan gaya hidup baru --- yang cepat, efisien, dan bebas kontak fisik. Namun, di balik kepraktisan itu, ada faktor penting yang menentukan keberhasilannya: kepercayaan.
Penelitian ini mengungkap bahwa niat wisatawan untuk menggunakan QRIS sangat dipengaruhi oleh persepsi nilai, kemudahan, dan keamanan sistemnya. Saat teknologi mampu menghadirkan rasa aman dan manfaat nyata, kepercayaan tumbuh, dan adopsi pun meluas.
Bayangkan, dengan satu kali scan kode QR, pembayaran retribusi WC bisa dilakukan tanpa uang tunai, tanpa antrian, tanpa repot. Transparan bagi pengelola, nyaman bagi wisatawan.
Inovasi ini bukan hanya soal transaksi digital, tapi juga tentang bagaimana teknologi membangun ekosistem wisata yang lebih bersih, modern, dan terpercaya.
Karena pada akhirnya, kemajuan bukan hanya terlihat di tempat megah --- tapi juga di hal-hal kecil yang menyentuh keseharian kita.
Penelitian ini menjadi bukti bahwa masa depan pariwisata digital Indonesia bisa dimulai dari hal sederhana, dengan fondasi yang kokoh: nilai, kemudahan, keamanan, dan kepercayaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI