Mohon tunggu...
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemula

Mempunyai keinginan untuk membangkitkan kembali semangat menulis yang pernah ada.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keributan dan Sepak Bola, Dua Hal yang Sulit Terpisahkan

1 Maret 2021   20:42 Diperbarui: 1 Maret 2021   21:11 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertandingan mini soccer juga kerap dihadiri fotografer pertandingan yang biasanya disewa oleh salah satu tim (dokpri)

Tidak lama adu mulut terjadi, salah satu pemain pengganti dari tim A langsung masuk ke dalam lapangan untuk merelai serta mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Teriakan-teriakan dari pemain-pemain lawan banyak terdengar. Ada yang meneriaki untuk didiamkan saja, ada juga yang berteriak agar segera dilerai karena menurutnya ini hanya permainan sepakbola biasa.

45 menit pertandingan berjalan, akhirnya kedua tim memutuskan untuk rehat sejenak. Skor di babak pertama berakhir 2-0 untuk tim A. 10 menit berlalu, pertandingan segera dilanjutkan setelah masing-masing tim melakukan pergantian.

Pertandingan mini soccer di sore itu memang sengaja dibuat tanpa wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Karena memang niat awalnya adalah pertandingan persahabatan antar dua tim dari sekolah tertentu. Bahkan, ada juga beberapa pemain dari tim A dan tim B yang saling mengenal. Namun, budaya tensi tinggi yang tidak bisa lepas di pertandingan mini soccer manapun itu memang berlaku adanya.

Belum lama babak 2 berjalan, pemain tim A berkostum Manchester United kembali melontarkan kata-kata ke tim lawan. Lagi-lagi akibat pelanggaran yang dilakukan. Lontaran kata-kata tersebut pun direspon serupa, namun kali ini kedua pemain saling hasut-hasutan dari jarak yang cukup jauh.

Duel antar pemain berkostum Manchester United dengan kiper tim B adalah sorotan pertandingan pada sore itu. Selain mereka, ada juga momen yang terjadi antara penyerang tim A berbaju Thailand dengan pemain bertahan tim B berbaju lengan panjang. Mereka adu mulut seperti atlet UFC sedang weigh-in (acara sebelum pertandingan UFC yang mempertemukan kedua kontestan untuk menimbang berat badan mereka).

Tidak hanya di sisi lapangan tim B, di sisi lapangan tim A juga ada beberapa momen dengan tensi yang cukup tinggi. Pemain bertahan tim A terlihat seperti dilanggar penyerang tim B. Tidak terima dengan pelanggaran tersebut, pemain bertahan berkacamata itu lantas mendorong penyerang yang posisinya saat didorong sedang berusaha untuk berdiri, namun gagal karena dorongan tersebut.

Saya tidak begitu mengikuti perkembangan skor yang terjadi, yang jelas, tim A menang dengan selisih gol tinggi. Pertandingan berakhir saat adzan maghrib berkumandang. Menariknya, semua pemain dari tim A dan tim B terlihat saling tos-tosan sesaat setelah pertandingan selesai. Tidak ada dendam dari satupun pemain di situ, semua selesai dengan kepala dingin.

Hal ini memang tidak perlu dibuat bingung. Sejatinya, tensi tinggi yang terjadi sepanjang pertandingan hanyalah bumbu-bumbu penyedap rasa agar pertandingan berjalan lebih menarik. Terlebih lagi, kesukaan orang Indonesia melihat adanya keributan menjadi salah satu faktor tidak jarang tensi tinggi terjadi di sebuah pertandingan mini soccer.

Tidak ada salahnya menjadikan hal-hal seperti ini menjadi kebudayaan. Asalkan, cukup di lapangan saja. What happens in the field, stays in the field.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun