Pemerintah daerah menghancurkan toko-toko lama dengan alasan revitalisasi pasar, namun faktanya para pedagang justru diwajibkan membayar uang sewa yang jauh lebih mahal di tempat yang baru bila mereka masih ingin berjualan. Pertanyaan yang tersirat di benak saya ketika mendengar situasi tersebut, 'apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan uang pajak yang setiap bulan dibebankan kepada masyarakat? Bukankah seharusnya uang-uang tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur seperti ini?Â
Mengapa rakyat kecil masih diwajibkan untuk membayar uang tambahan?' Coba bayangkan dengan logika, bagaimana mungkin seorang pedagang sayur yang menjual beberapa ikat sayur per hari dengan untung hanya berkisar Rp 500 -- Rp 1.000 rupiah/ikat dapat membayar uang sewa toko sebesar 25 juta setiap 25 tahun?Â
Beberapa dari mereka mungkin tidak mampu lagi berjualan dan harus gulung tikar, sedangkan bagi yang mampu mungkin harus terpaksa mengorbankan pendidikan anaknya dan meminjam uang dengan para lintah darat. Jika kondisi seperti inilah yang sebenarnya terjadi di tengah-tengah masyarakat kita bagaimana mungkin Negara kita dapat menjadi Negara yang maju dan makmur? Jika begini, maka rakyat miskin akan selamanya miskin, dan rakyat kaya akan semakin kaya.
Masyarakat kita masih merasa nyaman dengan pemandangan rumah mewah yang tinggi menjulang berdiri berdampingan dengan rumah gubuk tua yang reyot. Masyarakat kita juga banyak yang masih malas bekerja keras dan mengharapkan kekayaan melalui jalan pintas, seperti korupsi, menjual narkoba, dan pesugihan. Ini kondisi yang sangat memprihatinkan. Parahnya lagi saat ini para pemimpin negeri kita justru membenarkan tindakan penjajahan dengan beramai-ramai melakukan korupsi dan menghancurkan kehidupan bangsa dari dalam.
Kapan Indonesia bisa menjadi Negara yang maju? Wallahualam.