Sebagai seorang traveler, saya paling suka membaca buku-buku tentang perjalanan dari para traveler lainnya. Berbagai cerita unik dan berkesan menjadi penyemangat dan target utama saya ketika mengunjungi suatu daerah baru. Di bulan Ramadan kali ini, saya pun tengah membaca sebuah buku tentang seorang traveler muslim yang menjelajahi dunia pada abad ke 14. Buku itu adalah Rihlah Ibnu Bathuthah: Memoar Perjalanan Keliling Dunia di Abad Pertengahan.
Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah al-Lawati at-Tanji bin Bathuthah, atau yang dikenal dengan Ibnu Bathuthah, memulai petualangannya pada usia 20 tahun pada tahun 1325. Motivasi utamanya adalah untuk menunaikan ibadah haji, sebuah kewajiban spiritual yang diinginkan oleh setiap muslim yang taat. Usai menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, Ibnu Bathuthah  pun melakukan 'Rihlah', yang berarti perjalanan, yang panjang ke seluruh dunia dimana Islam berkuasa dan juga di luar wilayah Islam.
Menjelang ujung perjalanan hidupnya, tersiar kabar menarik tentang petualangannya dan memikat hati Sultan Maroko. Sang Sultan pun bersikeras dan memohon kepada Ibnu Bathuthah agar sang pelancong bersedia mengunjunginya dan menceritakan kisah-kisahnya kepada sekretaris utama kesultanan. Melalui upaya yang gigih itu, hari ini saya dan kita semua bisa mendapat kesempatan untuk meresapi laporan perjalanan seorang musafir pada abad ke-14 yang menjelajahi dunia lewat tulisan sebuah buku memoar perjalanannya.
Dalam buku setebal 644 halaman ini, Ibnu Bathuthah mencatat perjalanannya dari tanah airnya di Maroko ke Mekkah, kemudian ke Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan bahkan sampai ke Tiongkok. Dia mengunjungi banyak kota besar dan wilayah yang berbeda, mempelajari budaya, kebiasaan, dan politik di setiap tempat yang dia kunjungi. Ia menggambarkan beragam tokoh yang ia temui, sambil memperkenalkan kepada pembaca kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat muslim di setiap tanah yang ia kunjungi.
Buku Rihlah Ibnu Bathuthah: Memoar Perjalanan Keliling Dunia di Abad Pertengahan ini adalah sebuah karya klasik yang sangat berharga dan memikat yang memperluas cakrawala pemahaman kita terhadap keadaan negeri-negeri pada abad pertengahan. Karya monumental ini menampilkan catatan deskriptif tentang kehidupan masyarakat muslim pada periode tersebut.
Bagi saya, buku Rihlah Ibnu Bathuthah adalah sebuah sumber tulisan berharga bagi sejarah dan budaya dunia Islam, serta sumber informasi yang penting tentang kondisi dunia pada masa itu. Karya buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan masih menjadi bacaan yang populer hingga saat ini. (EKW)