Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bukan Sekedar War Takjil, Ramadan adalah Peperangan Besar Taklukkan Hawa Nafsu

4 April 2024   13:15 Diperbarui: 4 April 2024   13:31 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang lain di bulan Ramadan tahun ini, fenomena "takjil war".  Berbagai video lucu di pelbagai platform medsos dibuat oleh banyak konten creator tentang serunya berburu takjil.  Yang lebih menarik , semenjak viral video pengkhotbah nasrani yang menyampaikan  "takjil war" dengan lucu di gereja, semakin banyak konten lucu tentang perburuan takjil baik oleh muslim maupun non muslim.  Bagi saya pribadi, memaknai fenomena ini sebagai tanda membaiknya tingkat toleransi dan kerukunan di kalangan umat beragama di Indonesia.

Sejatinya bulan Ramadan adalah bulan peperangan. Bukankah dikatakan Rosul sesaat setelah menang dalam perang Badar, bahwa kemenangan Badar adalah kemenangan dari perang yang kecil saja. ada peperangan yang lebih besar, yaitu perang melawan hawa nafsu. dengan puasa ini kita belajar menaklukkan hawa nafsu, we conquer our emotion, inilah perang yang sesungguhnya.  

Sebagaimana seorang pegawai yang sudah bekerja selama sebulan penuh, tentunya akan dibayarkan upahnya.  Begitupun kita, setelah 30 hari berpuasa, maka pada tanggal 1 syawal, Allah bayar upahnya, yaitu kembali suci dari dosa, dan kita merayakannya sebagai hari kemenangan. Iya, kemenangan atas hawa nafsu.  Sangat layak untuk dirayakan, karena musuh terbesar manusia itu adalah diri sendiri. 

Musuh terbesar adalah diri sendiri, ini sebuah pernyataan filosofis yang menggambarkan bahwa kita seringkali menjadi penghalang terbesar dalam mencapai potensi penuh dan kebahagiaan dalam hidup kita. Pernyataan ini menekankan bahwa sikap, keputusan, dan tindakan kita sendiri dapat menjadi faktor yang paling menghambat kemajuan dan perkembangan diri kita.

Empat alasan utama mengapa sering dikatakan bahwa musuh terbesar seseorang adalah diri sendiri adalah:

Pertama, Perangai dan kebiasaan buruk: Dalam perjalanan hidup, seseorang sering kali menjadi musuh terbesar dirinya sendiri melalui kebiasaan buruk atau perangai yang merugikan. Misalnya, kecanduan merokok, kebiasaan makan tidak sehat, atau kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan penting. Tindakan-tindakan ini dapat merugikan kesehatan fisik, kehidupan sosial, dan pencapaian pribadi.

Kedua, Ketakutan dan keraguan: Ketakutan dan keraguan yang berasal dari dalam diri seseorang dapat menjadi penghambat utama dalam mencapai tujuan dan meraih kesuksesan. Ketakutan akan kegagalan, penilaian negatif orang lain, atau rasa tidak layak dapat membatasi kemampuan seseorang untuk mengambil risiko, mencoba hal baru, atau mengatasi tantangan. Dalam hal ini, seseorang menjadi musuh terbesar dirinya sendiri dengan menghalangi potensi dan pertumbuhan pribadi.

Ketiga, Kurangnya motivasi dan disiplin: Kurangnya motivasi dan disiplin dapat menyebabkan seseorang gagal mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika seseorang tidak memiliki motivasi intrinsik atau tidak dapat mempertahankan disiplin yang diperlukan untuk mencapai sesuatu, mereka cenderung menjadi musuh terbesar bagi kemajuan mereka sendiri.

Keempat, Rendahnya harga diri dan kepercayaan diri: Ketidakpercayaan pada diri sendiri dan harga diri yang rendah dapat menjadi penghalang besar dalam mencapai potensi penuh. Jika seseorang merasa tidak berharga atau tidak mampu, mereka mungkin tidak akan mengambil risiko atau mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan. Dalam kasus ini, diri sendiri menjadi musuh terbesar yang menghentikan kemajuan dan perkembangan.

Itulah beberapa alasan mengapa diri sendiri disebut sebagai musuh terbesar. Menjadi sangat relevan dengan perintah Puasa Ramadan, yang diwajibkan oleh Allah SWT bagi semua muslim dan menjadi salah satu rukun dari lima rukun Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun