Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Human Basic Needs, Bergeserkah di Era Milenial?

14 Juni 2019   14:49 Diperbarui: 15 Juni 2019   04:19 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto credit : dok. Pribadi 

Anak bungsuku bercerita bahwa salah satu sahabatnya setelah lulus sarjana S1 tidak melamar kerja ke manapun, she's doing her hobby yaitu berjualan, malahan diberikan gaji oleh ibunya, for not working out from the house. Sementara itu keponakan jauhku setelah lulus S1 buka kedai minuman kekinian dan laris, promo lewat instagram, layan antar via ojeg online. Sang Bapak berkata "kalau tahu kamu jadi tukang minuman, bapak enggak usah kuliahin kamu de..." kelakarnya.

***

Masih ingat segitiga Maslow? 

Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.

Sebagian orang berpendapat bahwa hari ini hierarki kebutuhan manusia sudah tidak beraturan lagi karena faktor perkembangan yang pesat dalam bidang sosial, budaya, pendidikan yang tentunya dipicu oleh perkembangan teknologi. Hari-hari ini banyak orang yang menempatkan kebutuhan akan pulsa dan kuota internet sama kedudukannya dengan kebutuhan akan beras.

Pun sekarang ini, orang-orang senang beraktualisasi diri setelah pemenuhan kebutuhan fisiologis (tingkat pertama), tidak peduli pada faktor keamanan, faktor sosial dan faktor penghargaan lagi. Yang penting bisa eksis (di medsos), supaya dapat perhatian with more likes (or more haters). Ironisnya ada saja aksi profit taking dari production house pada selebgram yang memiliki banyak haters. Jadi gak penting lagi baik atau buruk, yang penting eksis dan dikenal. Banyak yang tiba-tiba terkenal, mendadak jadi pahlawan. Psikologi manusia hari ini sudah susah diterka, orang-orang sudah sangat bebas melakukan apa yang mereka senangi sesukanya.   

Maslow yang hidup tahun (1908 -1970), menggunakan piramida untuk memvisualisasikan gagasan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh motif kebutuhan. Karena beliau hidup di abad 20 sangat wajar menggambarkan pengamatan kebutuhan manusia dalam hierarki tersebut. namun jika kita baca sejarah pada zaman khairu qurun (zaman para sahabat radhiyallahu anhum) tentu motif kebutuhannya tidak seperti itu. Mendahulukan ilmu, pencarian ideologi menjadi kebutuhan yang sangat mendasar.

Adalah Abu Hurairah r.a, terkenal sebagai seorang sahabat yang paling banyak merawikan hadist, namun dirinya sering kedapatan mengalami kelaparan (seperti dikisahkan dalam beberapa hadist). Begitu pula Rosulullah Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib ra dan istrinya Fatimah r.ha, kita mengetahui bagaimana perilaku mereka yang begitu dermawan, namun sering berpuasa karena tak ada sesuatu pun untuk dimakan di rumahnya. Demi Allah, keadaan mereka bukan gambaran rendahnya kualitas hidup, justru mereka telah menuntaskan kehidupan didunia ini dengan hidup yang benar-benar berkualitas tinggi, telah mampu mengaktualisasikan diri dengan sempurna.

***

Jadi saat anak bungsuku bertanya bagaimana pendapatku tentang teman-temannya di atas tadi, aku mengatakan bahwa sebagai manusia kita memiliki kebutuhan-kebutuhan diatas kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan rasa aman, cinta dan kasih sayang, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri. Tidak masalah tidak bekerja kantoran, atau ditempat manapun, karena tugas kita adalah mengidentifikasi kebutuhan mana yang menjadi motif pendorong perilaku kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun