Pelayanan pendidikan, kesehatan dan sosial yang berakhlakul karimah, professional dan akuntabel.Â
Pondok Pesantren Al-Hamidiyah merupakan suatu Lembaga Pendidikan Islam yang didirikan oleh K. H. Ahmad Sjaichu. Letaknya di Desa Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Pondok pesantren yang berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 2,5 hektar ini diresmikan pembukaannya pada 17 Juli 1988.Â
Pondok pesantren ini didirikan sebagai realisasi dari cita-cita luhur K. H. Ahmad Sjaichu. Beliau adalah sosok seorang ulama besar yang memperjuangkan tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah baik melalui jalur politik, dakwah dan pendidikan. Sejak kecil beliau dididik di lingkungan pesantren dan beliau berkeinginan memiliki pondok pesantren. Untuk merealisasikannya beliau aktif berpolitik. Beliau sempat menjadi salah seorang ketua PBNU, ketua DPR GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong), dan sempat menjadi Presiden Dewan Pusat Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA). Kemudian melalui jalur dakwah mendirikan Ittihadul Mubaligin. Realisasikan cita-citanya berjuang melalui jalur pendidikan yakni mendirikan pesantren al-hamidiyah.
Beliau menyadari untuk mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah bukan perkara yang mudah apalagi di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu diperlukan kader-kader dai dan mubaligh serta ulama yang memiliki keunggulan baik dari iman dan taqwa maupun dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara fisik pembangunan pondok pesantren dirancang dan diawasi oleh Ir. H. Muhammad Sudjahjo, putra Kyai Haji Ahmad Sjaichu, sedangkan perencanaan program pendidikan diserahkan kepada Dr. H. Fahmi D Saifullah, MPH. (menantu Kyai Haji Ahmad Sjaichu).
Pada tanggal 17 Juli 1988 menteri agama meresmikan pembukaan pondok pesantren dengan murid pertama yang mendaftar sebanyak 270 santri yang perinciannya ialah 150 santri Madrasah Aliyah dan 120 santri  Madrasah Tsanawiyah.
Sebelum Kyai Haji Ahmad Sjaichu wafat, beliau mewakafkan seluruh aset dan fasilitas pondok pesantren kepada Yayasan Islam Al- Hamidiyah. Saat ini Pesantren Al-Hamidiyah diasuh oleh Drs. K. H. Zainuddin Ma'sum Ali
.
1. Disiplin ilmu yang dikembangkan tidak terbatas pada ilmu agama yang bersumber dari kitab kuning tetapi juga ilmu yang dikembangkan oleh sekolah umum.
2. Sistem pendidikannya tidak lagi menekankan hafalan terhadap materi keilmuan klasik yang terkesan verbalistik tetapi lebih banyak menggunakan penalaran terhadap materi keilmuan yang tentunya relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
3. Metode pengajarannya dilakukan dalam bentuk klasikal madrasah atau sekolah meskipun tidak meninggalkan sama sekali metode sorogan, bandungan atau wetonan yang menjadi ciri khas pesantren Salaf.
4. Menerapkan manajemen modern dengan ciri jurnal keterbukaan, perencanaan yang matang, memperhatikan proses dan tidak hanya berorientasi pada tujuan, tidak nepotis dan sebagainya.
Pondok pesantren tetap mempertahankan beberapa ciri khas pesantren Salaf terutama yang masih relevan hingga sekarang diantaranya pengkajian terhadap kitab salaf, sorogan, wetonan, salat berjamaah, salat sunnah, qiyamul Lail, dzikir sesudah shalat, membaca rawi, istighosah, tahlil, melaksanakan puasa sunnah dan sebagainya. Pondok pesantren ini berusaha memadukan antara Pesantren Salafiyah pesantren modern sehingga dikenal sebagai Pesantren tradisional modern.