Inilah kesempatan bagi partai oposisi untuk menjatuhkan Erdogan. Mereka sudah tahu dan mempelajari kelemahan Erdogan dan para pendukungnya di pemerintahan. Lebih dari dua dekade, cukup waktunya untuk merencanakan kudeta. Ini bisa berakibat fatal bagi Turki.Â
Sesungguhnya permasalahan yang terjadi di Turki cukup kompleks. Bukan hanya kekuasaan pemerintah yang semakin otoriter. Ada beberapa hal yang menjadi penyulut membaranya Turki.
1. KorupsiÂ
Pemerintah Turki ditengarai telah dijangkiti korupsi di berbagai lini. Bahkan hal itu dilakukan juga oleh Erdogan beserta keluarganya. Mereka hidup dalam kemewahan.Â
Berdasarkan informasi yang saya dapat langsung dari beberapa sahabat di Turki, istri Erdogan, Emine adalah penggemar brand-brand mewah. Dia memiliki koleksi tas mewah seperti Channel. Â Anak dan menantunya mendapat posisi penting di pemerintahan. Menantu Erdogan pernah menjadi menteri perekonomian sebelum akhirnya mengundurkan diri.Â
Selain itu, pemimpin dan tokoh-tokoh dari AK Parti, juga memperoleh jabatan tinggi, baik itu di pemerintahan pusat maupun daerah. Mereka juga menjadi pelaku ekonomi dan menambah kekayaannya secara drastis dalam kurun waktu singkat. Sementara rakyat yang bukan pendukung AK Parti mendapatkan perlakuan diskriminatif, sehingga jatuh dalam kemiskinan.Â
2. InflasiÂ
Turki mengalami inflasi yang sangat tinggi. Nilai tukar Lira Turki terhadap Dolar merosot tajam dalam beberapa tahun terakhir. Terutama semenjak pandemi covid 19 melanda dunia. Pada tahun 2021 penurunan paling parah sebesar 44%. Setelah itu nilai  lira Turki semakin menurun. Sekarang 1 dolar AS hanya mendapat 40 lira.Â
Dalam mata uang Rupiah, 10 tahun sebelumnya masih di kisaran Rp.3000,- per lira Turki. Dua tahun lalu nilai mata uang lira, menjadi Rp. 800,-. Sekarang hanya sekitar Rp.450,- Â Sangat rendah. Bagi orang Indonesia tentu menyenangkan bisa pergi ke Turki saat nilai mata uang lira turun.Â
Inflasi yang sangat tinggi ini sudah pasti menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melonjak tajam. Karena itu, hanya orang-orang kaya yang bisa memenuhi kebutuhan secara layak. Rakyat miskin semakin miskin. Pengangguran pun semakin banyak, mereka menjadi homeless di negeri sendiri.Â
3. Dampak perang SuriahÂ