Dari belakang, tembok besar tadi juga bisa difoto dengan sangat bagus. Sebetulnya ada tangga batu untuk naik ke atas. Saya tadinya mau naik dan mengambil foto dari atas, tapi ternyata pintu pagar dikunci gembok. Ya sudahlah, tak boleh memaksa.
Selanjutnya memperhatikan 1000 patung yang berjejer di balik pagar besi. Kita tidak boleh ke area mereka, cukup melihat dari balik pagar. Kuatir ada tangan-tangan nakal yang kemudian merusak patung Budha yang berbaris rapi. Mereka tidak sebesar patung Budha yang ada di depan. Besarnya hanya lebih sedikit dari manusia.Â
Patung-patung ini merupakan sumbangan dari para jamaat. Satu orang menyumbangkan uang untuk satu patung. Di bawah patung ada batu yang bertuliskan nama orang yang menyumbang.Â
Uniknya, patung-patung ini harus dibuat oleh gadis-gadis yang belum menikah di Cina. Ini sebuah mitos yang tidak boleh dilanggar, kalau tidak akan membawa sial. Patung-patung itu kemudian dibawa menggunakan kapal laut. 1000 patung disebut juga ArahatÂ
Pembangunan vihara 1000 patung memakan waktu yang cukup lama. Dimulai pada tahun 2004 dan baru bisa dibuka untuk umum pada tahun 2016. Kemudian menjadi tujuan ibadah dan wisata, khususnya warga Singapura.Â
Masih ada kuil-kuil kecil di sekeliling vihara, tempat bersemayamnya dewa-dewi. Dengan menaiki tangga ke bukit kecil di sebelah tembok besar, terdapat satu vihara mungil. Â Nah, di sebelahnya terdapat kuil yang berisi patung Dewi Kwan Im.Â
Pemandangan indah dari atas sini sungguh menakjubkan. Kita bisa melihat pilar-pilar besar dan patung Budha raksasa. Selain itu kita juga kita bisa menyaksikan deretan 1000 patung tersebut.Â
Tidak kalah indah pemandangan dari vihara mungil. Di samping kanannya terlihat lembah dan hutan yang masih tersisa di Tanjung Pinang. Yup, vihara ini memang terletak di ketinggian. Buat yang belum pernah ke Tanjung Pinang, sebaiknya perlu tahu kita ini adalah perbukitan, kadang naik kadang turun. Â