Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film drama di Cinepolis Kebun Raya Bogor. Film ini tidak begitu panjang, tapi cukup menarik. Film berjudul "Melipat Separuh Dendam" digarap oleh Bale Film yang berkolaborasi dengan Metaspasial. Hasil karya apik dari anak-anak muda Bogor.
Pada adegan pendahuluan memperlihatkan Riris, seorang mahasiswi sebuah universitas di Bandung sedang melakukan video call bersama kekasihnya, Ryan. Dari percakapan mereka, terungkap bahwa Riris sendirian di rumah karena batal ikut ibunya ke Bali.Â
Ryan menemani melalui layar telepon seluler, bahkan diselingi mandi dan makan. Riris merasa ketakutan berada di rumah sendiri. Apalagi ia baru mendengar ada tetangga yang meninggal dunia di gang sebelah. Ryan menghibur sambil bergurau, kadang juga menakuti.
Suasana menjadi berubah ketika Riris mendengar suara-suara aneh di lantai bawah. Ryan ikut tegang, kuatir terhadap keselamatan kekasihnya. Sebuah vas bunga jatuh, semula dikira kucing yang berulah.Â
Riris kembali ke kamar di atas, menceritakan hal itu kepada Ryan. Untuk sementara mereka merasa lega. Tetapi ternyata suara-suara aneh berlanjut. Riris semakin ketakutan. Ia lalu menelepon si Inah, ART yang biasa datang setiap hari. Sayangnya Inah tidak bisa menemani gadis itu.Â
Kemudian suara-suara itu kembali terdengar. Riris memaksakan diri memeriksa lagi. Kali ini ia melihat Udin, satpam kompleks yang mengatakan sedang keliling memantau keadaan. Udin menyarankan segera memanggil dia kalau terjadi sesuatu.Â
Riris masih bingung dan ketakutan. Ia memeriksa rumah sambil tetap berkomunikasi dengan Ryan. Dengan cemas Ryan mengikuti cerita Riris. Ia kaget ketika tiba-tiba pembicaraan mereka terputus. Ryan mendengar suara jeritan Riris yang disekap seseorang.Â
Ternyata ada dua perampok yang menyatroni rumah Riris. Salah satunya dikenali oleh Riris sebagai mantan security di rumah. Dia bernama Mang Qodir, yang mengundurkan diri ketika bapak dan ibu Riris di ambang perceraian.Â
Riris tidak mengerti mengapa mereka bermaksud merampok. Ia dipaksa Reyhan, rekan mang Qodir yang tampak kejam dan menakutkan. Riris disuruh memberikan nomor brankas milik ibunya. Padahal Riris tidak tahu sama sekali.Â
Perampokan di rumah Riris tidak hanya bermotivasi ekonomi, tapi juga membawa dendam. Dua perampok itu pernah merasakan terpuruk akibat orang tua Riris. Ayah Riris adalah pejabat, sedangkan ibunya adalah anggota DPR.Â
Bagaimana kelanjutan kisah dalam film ini? Silakan disimak di Cinepolis Kebun Raya Bogor ya.Â