Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara-suara di Sebuah Rumah Sakit

8 April 2021   21:12 Diperbarui: 8 April 2021   21:23 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah sakit (dok. solopos.com)

Walaupun begitu, tak urung Rani menyalakan semua lampu. Setelah membaca sebuah buku, ia berharap akan mengantuk dan tertidur. Kenyataannya, matanya masih saja membelalak. Ia tidak dapat tidur sama sekali. Karena iseng, Rani memutar lagu-lagu nostalgia dari YouTube melalui telepon genggam.

Pada mulanya putaran lagu terdengar normal, Rani bahkan ikut menyanyi. Tetiba suara musik berhenti, terdengar suara kerasak-kerusuk seperti kaset rusak. Rani mengerutkan keningnya. 

"Channel lagu itu mungkin rusak," kata Rani dalam hati.

Baru saja ia hendak mengganti channel, ada suara serak dan berat terdengar jelas.

"Hmm, Rani...."

Seketika Rani merinding. Ia menoleh kiri kanan, tak ada orang. Suara itu jelas berasal dari telepon genggam yang diletakkan di atas meja di samping tempat tidur.

Buru-buru Rani mematikan YouTube agar channel itu tertutup. Sejenak tak ada lagi suara, Rani menarik nafas lega. Mendadak, YouTube kembali menyala dan memperdengarkan suara berat seperti tadi.

"Hmm, Rani..."

Rani ketakutan. Dengan tangan gemetar ia meraih telepon genggam dan berusaha mematikan daya. Gadget itu akhirnya terdiam mati.

Perlahan Rani merebahkan tubuh. Ia berharap bisa tertidur. Tetapi yang terjadi, lampu kamar yang ada di tengah plafon berkedap-kedip seakan hendak mati.  Kadang cahayanya berubah temaram dan kadang menjadi sangat terang. 

Saat Rani memperhatikan lampu, tetiba telepon genggam itu terjatuh dari meja. Padahal Rani sama sekali tidak menyentuhnya. Jantung Rani berdebar keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun