Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Risiko Menjadi Pemimpin Organisasi

4 Maret 2021   10:24 Diperbarui: 4 Maret 2021   10:59 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi organisasi (dok.armansyth.wordpress.com)

Pada umumnya orang melihat jabatan atau status sebagai pimpinan organisasi adalah sesuatu yang keren mentereng. Tetapi jarang orang menyadari beratnya tanggung jawab yang dipikul seorang pemimpin.

Untuk mencapai jabatan puncak seperti pemimpin dalam organisasi yang besar, butuh perjuangan dan proses yang panjang. Proses yang alami (tanpa unsur nepotisme), mulai dari menjadi anggota, lalu meningkat menjadi ketua kelompok, lalu ketua departemen. Setelah itu baru bisa masuk lingkaran pimpinan.

Dalam setiap proses bisa menghabiskan waktu satu periode, biasanya lima tahun sekali tergantung AD/ART organisasi tersebut. Belum lagi jika harus mengikuti jenjang pimpinan lokal, daerah, hingga tingkat nasional.

Saya mengalami semua itu, berawal dari bawah dengan status anggota. Dengan bakat dan kemampuan yang saya miliki, berhasil meningkat setiap periode hingga mencapai lingkaran pimpinan tertinggi skala nasional.

Berorganisasi memang salah satu hobi saya sejak remaja. Dahulu hanya sebagai RT/RW. Saya baru bisa berorganisasi sepenuhnya setelah lepas jadi wartawan. Karena berorganisasi juga menyita waktu.

Menjadi pimpinan organisasi bukan sesuatu yang mudah. Butuh banyak pengorbanan, baik itu waktu, uang dan pikiran. Kita harus siap menghadapi berbagai macam keadaan. 

Kesabaran  adalah modal yang sangat penting. Kita menghadapi aneka karakter manusia. Kalau yang skala nasional, bakal mengerti pola pikir orang dari berbagai suku di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Jam terbang akan mengasah kesabaran ini. Tapi ada sekali waktu kita lepas kendali karena lelah fisik dan pikiran.

Selain itu, pengorbanan materi juga tidak sedikit. Dalam menyelenggarakan kegiatan, pimpinan harus siap merogoh kocek pribadi. Apalagi jika keuangan organisasi tidak begitu besar. Pimpinan yang menanggung kekurangannya. 

Pemimpin organisasi dituntut untuk selalu cerdas dalam berpikir, memberikan ide, mendorong roda organisasi dan menyelesaikan masalah. Memang benar ada sumbangsih pemikiran dari anggota atau pengurus organisasi yang lain, tapi porsi lebih besar ada di pundak pemimpin.

Jika menyelenggarakan suatu program, harus dipikirkan dari A sampai Z. Kita harus tahu risiko terburuk yang bisa terjadi sehingga selalu siap dan mengantisipasi. Sebab ada saja orang yang egois dan berulah, hanya untuk keuntungan pribadi.

Jika terjadi sesuatu pada anggota yang berada di bawah kepemimpinannya, mau tak mau harus mengayomi dan melindungi. Justru pemimpin yang menjadi tameng kalau terjadi sesuatu yang bisa membahayakan seluruh anggota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun