Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Timur Tengah Memasuki Babak Baru, Qatar Bebas dari Blokade

7 Januari 2021   13:39 Diperbarui: 7 Januari 2021   13:41 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emir Qatar (kiri) bersama Putra Mahkota Arab Saudi (dok.anadoluagency)

Sebuah perkembangan yang tak terduga muncul dari kawasan Timur Tengah. Qatar dibebaskan dari blokade. Hal ini menimbulkan harapan meningkatnya perdamaian di kawasan tersebut.

Sejak pertengahan tahun 2017, Qatar diblokade oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir,  Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Alasan blokade, Qatar mendukung terorisme. Tuduhan itu telah dibantah, tetapi sekutu tetap memberlakukan blokade.

Akibat blokade itu, stabilitas sempat mengalami kesulitan. Hanya Turki yang membantunya. Karena itu Qatar mampu bertahan, sehingga perekonomian negara itu tidak terpuruk.

Kini, mereka membebaskan Qatar dari blokade. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani diundang ke KTT negara-negara teluk yang berlangsung di AIULA, Arab Saudi. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman bahkan menyambut kedatangan Emir Qatar. 

Mengapa Qatar dibebaskan dari blokade? Besar kemungkinan karena pengaruh politik Amerika Serikat. Pergantian presiden dari Donald Trump ke Joe Bidden mengubah peta perpolitikan internasional. Bagaimana pun, negara adidaya tersebut memegang kunci perkembangan politik dunia.

Dahulu blokade terhadap Qatar adalah desakan Amerika Serikat dan Israel. Donald Trump yang sangat bernafsu untuk menjadikan Israel sebagai penguasa Timur Tengah. Kebijakan yang diambilnya untuk kawasan ini sering kontroversial, terutama mengenai Palestina.

Joe Biden mungkin tidak sengotot Donald Trump, dia lebih kalem. Dalam janji kampanye tahun lalu, ia akan berusaha mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Dalam hal ini kita lihat bahwa Presiden yang akan dilantik ini tidak tergesa-gesa. Apalagi Trump masih uring-uringan dengan kekalahannya.

Katakanlah ini adalah blessing in disguese. Untuk beberapa bulan, Timur Tengah kosong dari campur tangan Amerika Serikat sehingga negara-negara yang memblokade Qatar bisa berpikir lebih jernih.

Di sisi lain, perekonomian dunia memang sedang morat marit gegara pandemi Covid 19. Jika Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir tetap egois, mereka juga bisa terpuruk. Belum lagi negara-negara kawasan teluk lainnya yang membutuhkan bantuan.

Karena itu menjadi sangat penting bagi negara-negara teluk untuk saling bergandengan tangan. Berbagai kebutuhan rakyat di negara masing-masing bisa dipenuhi dengan bantuan tetangga.

Sebelum diberlakukannya blokade, Qatar adalah negara paling makmur di kawasan teluk. Tingkat perekonomian tertinggi dengan pendapatan perkapita jauh di atas yang lainnya. Qatar juga banyak membantu negara-negara muslim yang miskin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun