Perbuatan seseorang secara fisik dapat kita lihat dan langsung menilainya. Namun jika orang itu menyimpan sesuatu di hatinya, maka hanya Allah yang tahu.
Orang yang ekspresif lebih mudah untuk diketahui apa dan bagaimana dia. Kita bisa menebak karakter dia serta keinginannya. Orang seperti ini mudah terbaca oleh orang lain.
Berbeda dengan orang yang lebih banyak diam, gerak geriknya hati hati dan terkendali. Seringkali kita salah sangka, dikira marah ternyata tidak dan sebaliknya, dikira tidak marah ternyata marah.
Karena itu kita hendaknya selalu menjaga kata kata, baik lisan maupun tulisan. Jika ada yang tersinggung karena kata kata kita, maka kita telah berbuat dosa. Apalagi jika yang kita katakan belum tentu benar.
Jauh lebih mudah untuk meminta maaf kepada orang yang menunjukkan kemarahannya. Kita langsung sadar bahwa dia telah tersinggung.
Tetapi sangat sulit jika orang yang tersinggung tidak menampakkan hal itu dan menyimpan dalam hati. Hanya dia dan Ilahi (Tuhan) yang tahu.
Maka sangat berbahaya jika orang yang tersinggung merasa dianiaya atau dizalimi. Ketika ia mengadukan hal itu kepada Ilahi, akan berlaku hukuman yang bisa dijatuhkan Ilahi sewaktu waktu.
Inilah pentingnya untuk menjaga hati orang lain agar tidak terdampak dengan kata kata yang kita keluarkan. Kita harus mengendalikan diri.
Di sisi lain, kita juga harus menjaga hati agar tidak menyimpan sesuatu yang negatif, misalnya berburuk sangka atau suudzon. Meski kita tidak mengucapkan hal itu, Allah mengetahuinya dan malaikat mencatatnya.
Salah satu contoh, kita melihat ada tetangga perempuan yang selalu pulang tengah malam. Dalam hati kita mengatakan, jangan jangan perempuan itu bekerja sebagai kupu kupu malam.
Padahal belum tentu begitu. Karena zaman sekarang banyak profesi yang menuntut orang baru bisa pulang pada malam hari.Â