Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trump Mengancam Erdogan

26 Januari 2018   17:04 Diperbarui: 26 Januari 2018   17:13 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump (dok.MiddleEast)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mencemaskan operasi militer Turki di Afrin. Ia menganggap pasukan Turki menyebabkan meningkatnya kekerasan di wilayah itu. Bahkan dalam pernyataan resmi gedung putih kemarin, Donald Trump menyebutkan bahwa dengan gerakan Turki di Afrin, berarti telah menyepelekan kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat tersebut, melakukan panggilan telepon kepada Presiden Turki, Erdogan agar membatasi operasi militer di Afrin. Trump menyampaikan ancaman secara halus dengan mengatakan bahwa Turki perlu membatasi gerak pasukannya agar tidak terjadi konflik dan gesekan dengan tentara Amerika Serikat.

Trump beralasan bahwa operasi militer yang dilancarkan Turki mengakibatkan semakin banyaknya korban sipil yang berjatuhan dan meningkatkan arus pengungsi Suriah ke luar negeri. Namun pernyataan Trump sebenarnya  tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Donald Trump tidak tampak kuatir dengan tindak kekerasan di Afrin.

Amerika Serikat menuduh Turki melakukan retorika desdruktif dan persepsi yang salah. Kedua pemimpin negara, Erdogan dan Donald Trump memiliki pandangan yang berbeda mengenai Operation Olive Branch. Jelas mereka tidak akan sepakat mengenai hal ini karena masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda.

Erdogan dengan tegas mengatakan bahwa jika Amerika Serikat menghendaki Turki menghentikan operasi militer di Afrin, maka negara adidaya tersebut juga harus berhenti mendukung dan mempersenjatai teroris YPG.  Bisa diduga, Amerika Serikat akan menolak untuk menuruti permintaan Turki karena menyangkut agenda mereka di wilayah Teluk Persia.

Karena itu, Erdogan juga tidak menggubris ancaman Amerika Serikat. Turki harus mengamankan wilayahnya dari ancaman teroris mana pun. Baik itu mendapat dukungan Amerika Serikat atau tidak. Operasi militer di Afrin akan terus berjalan tanpa batasan waktu. Amerika Serikat tidak akan peduli dengan keamanan Turki karena negara didaya ini justru memecah belah negara lain.

Operasi militer di Afrin memasuki hari kelima dengan menargetkan para pejuang YPG. Dalam waktu dekat, Turki akan memperluas operasi militernya ke Manbij yang dikuasai teroris dari suku Kurdi. Rencana ini juga bakal mendapat tentangan keras dari  Donald Trump  karena di sana terdapat pasukan Amerika Serikat.

Jumlah pasukan Amerika Serikat di Suriah sekitar 2000 orang. Sedangkan orang-orang Kurdi yang baru saja dipersenjatai berjumlah 30 000 orang. Alasan Amerika Serikat adalah untuk membantu memberantas ISIS yang berbasis di Suriah. Padahal, YPG justru memerangi Turki untuk mendirikan negara sendiri.

Pemerintah Turki memandang YPG sebagai perpanjangan kelompok separatis Kurdi yang berdiam di wilayah perbatasan Turki dengan Suriah, Iran dan Irak. Mereka telah beberapa dekade melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Turki.  Salah satu basis mereka adalah di Afrin Barat Laut, yang telah dikuasai sejak awal konflik Suriah.

Di sisi lain, YPG menjadi sekutu penting bagi Amerika Serikat. Keinginan mereka untuk emndirikan negara baru digunakan Amerika Serikat untuk memecah belah kawasan Teluk Persia.  Hal ini diketahui betul oleh Turki karena keduanya adalah sama-sama anggota NATO. Turki mengawasi gerak gerik Amerika Serikat.

Turki tidak akan bergeming dengan ancaman Amerika Serikat. Lantas apa yang akan dilakukan Donald Trump selanjutnya? Apakah ia akan memerintahkan pasukan Amerika Serikat untuk menyerang Turki? Kalau lupa daratan dan gila kekuasaan maka Amerika Serikat akan menyerbu tanpa pandang bulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun