Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Candi Sambisari, Candi Unik yang Ada di Bawah Tanah

13 Januari 2018   13:48 Diperbarui: 13 Januari 2018   18:53 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Sambisarai, dari permukaan tanah (dok.pri)

Sudah pernah ke Candi Sambisari? Destinasi wisata ini memang tidak sepopuler candi-candi lain yang berada di Jogjakarta dan sekitarnya. Memang candi ini belum lama ditemukan, dan letaknya berada di tengah desa dan sawah, tidak tampak dari jalan raya yang Jogja-Solo. Namun sebenarnya lokasi Candi Sambisari ini mudah di jangkau dari kota Jogjakarta.

Untuk menuju ke sana, bisa dengan menggunakan bus TransJogja yang berangkat dari Malioboro. Lalu kalau lanjut ke Candi Sambisari, tidak ada angkot yang masuk ke dalam. Kita terpaksa menggunakan ojek. Tapi jangan khawatir, ojek online sudah banyak di Jogjakarta. Gunakan saja untuk menuju Candi Sambisari, bisa langsung dari kota Jogja, atau dari halte TransJogja.

Kalau aku sih, gampang saja ke sana karena memang berasal dari Jogjakarta. Kebetulan salah satu saudara sepupu yang tinggal di Kalasan, tidak jauh dari kawasan candi ini. Maka aku bisa main-main ke sana dengan meminjam motor atau minta diboncengkan salah satu keponakan. Hanya 10 menit dari rumah ke lokasi candi.

Asyiknya, kalau penduduk setempat tidak perlu membeli tiket masuk. Mereka bebas keluar masuk kawasan candi. Aku terbawa keponakan yang terhitung penduduk sana dan gratis masuk. Padahal tiket masuk ke candi juga cukup murah, hanya Rp 3000,- saja. Justru nanti kita bayar parkir ke tempat parkir yang dikelola penduduk.

Candi Sambisari memiliki keunikan tersendiri karena berada 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Jadi kalau kita mau melihat-lihat candi, maka kita harus menuruni puluhan anak tangga. Lumayan lho buat melatih kaki alias olahraga ringan. Namun karena lokasinya yang indah dan tertata apik, maka kita tidak akan merasa lelah.

pintu masuk candi (dok.pri)
pintu masuk candi (dok.pri)
Kenapa candi ini di bawah permukaan tanah? candi ini semula tertutup tanah. Menurut penelitian arkeolog, candi ini tertutup karena letusan gunung Merapi pada tahun 1006. Diperkirakan candi yang beraliran Hindu Syiwa ini dibangun pada abad 9 oleh Rakai Garung, Raja Mataram Hindu dari wangsa Syailendra.

Seorang petani yang sedang mencangkul di sawahnya telah menemukan candi ini. Ia heran ketika cangkulnya menghantam benda keras. Setelah digali dan diamati, tampaklah beberapa batu tersusun yang merupakan bagian dari candi.  Kemudian Badan Arkeologi Jogjakarta segera melakukan penyelamatan dengan rekonstruksi.

Candi Sambisari terdiri dari satu candi utama dan tiga candi perwara. Candi utama menghadap ke barat, dan kondisinya masih utuh. Sedangkan candi perwara berhadapan dengan candi utama sudah runtuh dan hanya tertinggal pondasi batuan saja dengan luas bujur sangkar 4,8 m.

Tinggi candi utama sampai ke atasnya adalah 7,5 m. Tubuh candi juga berbentuk bujur sangkar seluas 13,65 m. Tingginya langkan menyebabkan candi utama tidak tampak dari luar, hanya bagian atasnya saja.  Namun kalau kita berada di dalam, serasa ada kenikmatan tersendiri karena tenang dan nyaman. Angin kencang juga berhembus melalui bebatuan.

candi utama di bagian dalam (dok.pri)
candi utama di bagian dalam (dok.pri)
Ada patung Dewa Syiwa yang terpahat di dinding candi utama. pondasi patung ini yang memanjang dan mengitari candi, bisa untuk duduk-duduk atau menjadi spot foto yang cantik menarik. Atau bahkan kita bisa duduk-duduk di lantai batu. Kita bisa terlindung dari sinar matahari dengan berada di balik sisi gelap bangunan candi atau langkan yang melingkarinya.

Memang meilhat-lihat candi tidak perlu tergesa-gesa, perlu dinikmati dan diresapi. Aku paling suka sambil membayangkan masa sejarah di mana dahulu kehidupan kerajaan mendominasi Jogjakarta dan sekitarnya. Aku sering mengagumi betapa uletnya mereka dalam menjalani kehidupan. Banyak filosofi yang mereka ajarkan dan tersirat dari peninggalan bangunan seperti candi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun