Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Budaya dan Wanita Indonesia, Kekuatan di Balik Keanggunan

27 Maret 2017   13:29 Diperbarui: 27 Maret 2017   13:56 2300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengantin wanita di Sumatera Barat (dok.pri)

dalam acara lamaran budaya Minang (dok.pri)
dalam acara lamaran budaya Minang (dok.pri)
Namun mengapa perempuan-perempuan Jawa mandah saja dan tidak mengaku bahwa merekalah yang membuat hebat kaum lelaki? Jawabannya adalah cinta dan kasih sayang. Mereka melakukan itu karena dasar cinta dan kasih sayang. Mereka sudah bahagia jika lelaki yang ada di dekatnya menjadi 'uwong' dan berguna bagi bangsa dan negara. Mereka ikhlas tanpa pamrih.  Di samping itu, mereka juga memerhatikan paugeran/batasan/larangan/peraturan dan tidak ingin melanggarnya.

Wanita Indonesia menyembunyikan kekuatan dalam keanggunan. Kalau kita lihat ke belakang, bagaimana Cut Meutia juga menghunus senjata dalam melawan pasukan Belanda, sementara itu ia adalah istri yang baik bagi suaminya Teuku Umar. Begitu pula dengan Cut Nyak Dien dan pahlawan-pahlawan wanita lainnya. Jadi, pembuktian dalam sejarah, wanita hanya mengeluarkan kekuatannya jika keadaan sudah memaksa.

Dalam budaya Minang, perempuan justru memiliki posisi yang sangat kuat. Perempuan adalah pewaris utama. Perempuan yang mengatur dan memanajemen kondosi perekonomian keluarga. Karena itu, jika ingin menikah dengan perempuan Minang, maka laki-laki harus inrospeksi diri, apakah dirinya sepadan/memiliki kemampuan untuk mengimbangi wanita Minang yang akan menjadi istrinya. Di sini terlihat bahwa laki-laki menjadi partner wanita dalam menjalani kehidupan.

Menonjolkan keanggunan

Kalau memperhatikan perempuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, barulah kita sadar bahwa perempuan Indonesia selalu menunjukkan keagungan dan keanggunan. Kita lihat saja dari balutan pakaian tradisional yang mereka kenakan. Apapun sukunya, pasti menonjolkan keanggunan, meski di balik itu perempuan mempunyai sejuta kekuatan. Saya bangga dengan kekayaan khazanah budaya Indonesia yang sebenarnya tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia.

Sebenarnya saya ingin juga memakai pakaian-pakaian tradisional yang cantik dan anggun, terutama pada momen istimewa. Untuk itu saya mengoleksi beberapa kain tenun dari berbagai daerah, sayangnya agak sulit mendapatkan pakaian wanita dari belahan Indonesia Timur. Dalam beberapa acara resepsi pernikahan, saya mengenakan pakaian nasional. Misalnya di wilayah Kepulauan Riau yang didominasi buadaya Melayu, maka saya mengenakan baju kurung yang dipadu dengan kain tenun.

saya dan pengantin Melayu di Tj Pinang, Kep.Riau (dok.pri)
saya dan pengantin Melayu di Tj Pinang, Kep.Riau (dok.pri)
Namun kalau ada undangan resepsi pernikahan di Jakarta atau daerah Jawa, maka pakaian yang tepat adalah baju kebaya dengan padu padan kain batik. Saya memilih kebaya modern karena lebih praktis memakainya.  Walau saya memakai hijab, tidak masalah jika menggunakan pakaian-pakaian tradisional. Saya terlihat anggun dengan pakaian-pakaian itu. Padahal saya memiliki kekuatan yang hanya saya tunjukkan jika diperlukan.

Bersama teman dalam resepsi di Jakarta (dok.pri)
Bersama teman dalam resepsi di Jakarta (dok.pri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun