Wanita Indonesia menyembunyikan kekuatan dalam keanggunan. Kalau kita lihat ke belakang, bagaimana Cut Meutia juga menghunus senjata dalam melawan pasukan Belanda, sementara itu ia adalah istri yang baik bagi suaminya Teuku Umar. Begitu pula dengan Cut Nyak Dien dan pahlawan-pahlawan wanita lainnya. Jadi, pembuktian dalam sejarah, wanita hanya mengeluarkan kekuatannya jika keadaan sudah memaksa.
Dalam budaya Minang, perempuan justru memiliki posisi yang sangat kuat. Perempuan adalah pewaris utama. Perempuan yang mengatur dan memanajemen kondosi perekonomian keluarga. Karena itu, jika ingin menikah dengan perempuan Minang, maka laki-laki harus inrospeksi diri, apakah dirinya sepadan/memiliki kemampuan untuk mengimbangi wanita Minang yang akan menjadi istrinya. Di sini terlihat bahwa laki-laki menjadi partner wanita dalam menjalani kehidupan.
Menonjolkan keanggunan
Kalau memperhatikan perempuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, barulah kita sadar bahwa perempuan Indonesia selalu menunjukkan keagungan dan keanggunan. Kita lihat saja dari balutan pakaian tradisional yang mereka kenakan. Apapun sukunya, pasti menonjolkan keanggunan, meski di balik itu perempuan mempunyai sejuta kekuatan. Saya bangga dengan kekayaan khazanah budaya Indonesia yang sebenarnya tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia.
Sebenarnya saya ingin juga memakai pakaian-pakaian tradisional yang cantik dan anggun, terutama pada momen istimewa. Untuk itu saya mengoleksi beberapa kain tenun dari berbagai daerah, sayangnya agak sulit mendapatkan pakaian wanita dari belahan Indonesia Timur. Dalam beberapa acara resepsi pernikahan, saya mengenakan pakaian nasional. Misalnya di wilayah Kepulauan Riau yang didominasi buadaya Melayu, maka saya mengenakan baju kurung yang dipadu dengan kain tenun.