Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Kita (Warga +62)

24 Januari 2022   19:30 Diperbarui: 24 Januari 2022   19:42 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata pengantar

Asalamu'alaikum wr. wb salam santun kepada semuanya , Syukur Alhamdulillah karena karunia Allah swt maka inspirasi demi inspirasi kembali hadir mewarnai baik hati dan pikiran untuk kembali menuliskan cerita.

Dimana " Cerita Kita " Saya buat berdasarkan sudut pandang peranan yang ada di dalam kehidupan Kita sehari - hari.

Bisa di bilang ini cerita fiksi namun di dalamnya cerita tentang segala problema dan perjalanan hidup yang mungkin Kita semua pernah mengalami.

Semoga " Cerita Kita " dapat menghibur kekosongan kita semua.

Daftar Isi

I.  Kata pengantar
II. Daftar isi
1. Bab 1 (Balada Pengganguran)
2. Bab 2 (Kerasnya Ibu Kota)
3. Bab 3 (Problema Pencari Nafkah)
4. Bab 4 (Takut Menikah)
5. Bab 5 (Akhir Cerita Kita)

*BAB 1*
(Balada Pengangguran)
Episode I

Pagi itu di sebuah desa kecil di tengah kota metropolitan.
Terdengar hiruk pikuk suara warga yang sedang melaksanakan kerja bakti, di karenakan hari ini hari minggu , sehingga RT dan Warga setempat melakukan kerja bakti untuk membersihkan selokan agar tidak adanya sampah yang dapat menyumbat aliran air pada saat musim penghujan.

Ya walaupun sebenarnya sudah terlambat karena musim hujan sudah datang sejak dua minggu kemarin , dan kampung ini juga sudah kebanjiran minggu kemarin.
Tidak jauh dari tempat Warga melakukan kerja bakti , ada sebuah rumah yang kecil mungil dan berada tepat di pojok jalan buntu.
rumah yang menjadi tujuan akhir jika banjir datang , dengan kata lain rumah itulah yang lebih parah saat musim hujan tiba dan langganan banjir datang kembali menawarkan keharmonisannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun