Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kaca Benggala | Kumpulan Puisi - Emosi di Ujung Pena Bab 1

21 Juni 2021   18:44 Diperbarui: 21 Juni 2021   19:02 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"KACA BENGGALA"

Tersirat dalam jiwa yang kelam
Ayunkan langkah kaki setapak namun pasti
Berhenti ...entah apa yang dicari
Terus menelusuri walau tiada tau arti

Berdiri meski hati menjerit berhenti
Mencari meski tak tahu yang dicari
Menanti meski tiada didapati yang dinanti
Berhenti bukan itu suara hati

Entah perisai atau bahkan bumerang
Nyatanya semua bagaikan perasingan
Meratapi kesana kesini
Mencari arti tentang jati diri

Bercermin dengan tenang mempunyai arti
Berlari kesungai menengok air jernih
Tak jua kunjung datang terus mencari
Hingga Kaca Benggala hadir dalam ilusi

Kurang sempurnakah sakit yang kau rasa
Atau kurang cukupkah masam yang kau kecap
Hingga larut dalam Keraguan jalan
Dan terpecah hingga tergoyahkan

Mungkin Engkau tiada memahami
Tentang riwayat dirimu sendiri
Hingga lupa semuanya berarti
Dan nyatanya semua telah terjadi

Kaca benggala berseru dalam sepi
Masihkah tak Kau dapati jawaban semua ini
Hingga egomu bagaikan belati
Dan kau melangkah tinggalkan sepi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun