Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sehari di Prague, ke Mana?

23 Maret 2016   19:43 Diperbarui: 27 Maret 2016   06:03 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Mobil wisata dengan harga Rp. 656 ribuan per mobil)"]

[/caption]

[caption caption="(Ini adalah souvenir yang saya taksir, papan catur dari kristal yang dihargai sekitar Rp. 6 juta an lebih… haha… tutup mata saja!)"]

[/caption]Kalau ngikut terus jalan tersebut ke atas, maka kita akan ketemu kastil dan Katedral St. Vitus yang terkenal itu. Di area kastil, kita bisa melihat sebagian Prague dari ketinggian. Kalau lagi beruntung, maka, disekitar kastil bisa ketemu pawai saat pergantian petugas. Cakep. Ini termasuk disukai sama turis, seperti, di depan kerajaan yang di Copenhagen atau Oslo itu.

[caption caption="(Ngak ketemu yang pergantian petugas, sama abang-abang yang ini saja fotoannya. Mereka ini berdiri seperti patung)"]

[/caption]

[caption caption="(Menara gereja St. Vitus dari kastil)"]

[/caption]Untuk masuk saja ke Kathedral dan melihat dari bagian depan, kita nggak perlu tiket. Namun, untuk bisa berkeliling di dalam gereja, kita perlu beli tiket terlebih dahulu. Gereja nya memang cantik sekali, dengan altar yang tinggi dan bangunannya yang megah.

 [caption caption="(Coba ada yang fotoin gw kaya gini… nasib tukang jepret)"]

[/caption]Setelah dari tempat tersebut, kita bisa ngunjungin historical city nya, kastil dan museum yang bisa dilihat dengan tiket terusan. Tianni tidak tertarik, sementara saya dan si abang sudah pernah ke sana, jadi kita nggak pergi. Dalam perjalanan turun, kita nyobain sosis  dengan senf seharga 80 czk (Rp. 44 ribuan), yang dijual di belakang gereja. Kita juga sempat nyobain teh khas, caj, dengan harga 10 czk (Rp. 5 ribuan) ini, yang rasanya tidak lain seperti teh asam gitu.

[caption caption="(Mesin penjual teh dan kopi)"]

[/caption]


[caption caption="(Kita bertigaan)"]

[/caption]

[caption caption="(Jalanan sempit dengan bangunan khas Eropanya)"]

[/caption]Selanjutnya, kita menuju kota tua nya Prague dimana keramain juga berpusat. Disini bisa dilihat, mulai dari astronomical clock nya, balai kota, gereja, duduk menikmati makanan-makanan di restaurant atau kafe bahkan makanan-makanan khas yang dijual di kios-kios. Selain menikmati square kota tuanya, kita juga naik ke tower astronomical clock nya dengan tiket per orang 120 czk (Rp. 66 ribu an).

[caption caption="(astronomical clock itu)"]

[/caption]

[caption caption="(Menara dari astronomical clock nya, kita berdiri dari atas itu melihat kota Prague)"]

[/caption]

[caption caption="(Membingkai kota Prague dari atas menara astronomical clock)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun