Mohon tunggu...
emily
emily Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - murid

a

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan pada Zaman Prasejarah dan Perbedaannya dengan Zaman Sekarang

15 November 2022   21:50 Diperbarui: 15 November 2022   22:33 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman tembaga merupakan zaman dimana manusia mulai membuat barang-barang menggunakan tembaga sebagai alat keseharian mereka, namun zaman ini tidak terjadi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya peninggalan barang yang terbuat dari tembaga. Dikarenakan tidak adanya zaman tembaga di Indonesia, setelah zaman perunggu Indonesia langsung memasuki zaman besi. 

Zaman Besi

Zaman besi, manusia pada zaman ini membuat barang menggunakan biji-biji besi yang kemudian di leburkan di dalam cetakan yang berbentuk berbagai bentuk barang yang diperlukan. Zaman ini tentu memiliki barang yang lebih sempurna dibandingkan dengan zaman perunggu maupun tembaga. 

Barang yang dihasilkan berupa tombak, mata panah, sabit,mata pisau,kapak,pedang dan mata bajak. Meski lebih sempurna, pada saat ditemukan alat yang terbuat dari besi juga memiliki kekurangan yaitu sebagaimana barang yang terbuat dari besi akan cepat berkarat dan mudah hancur jika ditinggal terlalu lama. Manusia purba pada zaman ini masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Walau menganut kepercayaan yang sama, terdapat perbedaan yang dikatakan lumayan berbeda sekali dari masa-masa yang sebelumnya di zaman batu. Di zaman logam, masyarakat sudah mulai menyembah dan beribadah menggunakan alat-alat khusus untuk praktik pemujaan. Hal ini membuktikan peningkatan budaya, kepercayaan, dan ilmu pengetahuan masyarakat manusia purba pada waktu itu. Dalam zaman perunggu masyarakat pastinya masih menganut animisme dan dinamisme, tetapi menggunakan alat-alat yang terbuat dari perunggu untuk proses penyembahan dan ibadah.

Semasa berjalannya waktu, Indonesia mulai berkembang. Hidup di Indonesia sebagai warga maupun penduduk pasti memiliki hal yang pasti harus kita taati yaitu dasar negara Indonesia, UUD 1945, Pancasila, dsb. harus dipatuti oleh siapapun yang memasuki kawasan bangsa Indonesia. Pasti ada juga hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan dan keberagamaan Indonesia, walau Indonesia memiliki warga yang berbedab-beda agamanya.

Begitu juga dengan sistem pemilihan agama. Masyarakat Indonesia sekarang dapat memilih atau memeluk agama yang dianut dan dipercayanya. Setiap manusia memiliki hak asasi yang membuat manusia bebas untuk memilih agama apa yang akan dipilihnya sendiri tanpa terhalang oleh orang lain. pasal 28 E ayat 1 dan 2 serta pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 

Pasal 28 E ayat 1 berbunyi ”Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” dan Pasal 28 E ayat 2 berbunyi ”Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” Meski begitu masyarakat Indonesia dilarang untuk memuja dan menyembah benda maupun barang seperti patung, batu, hewan, dll dikarenakan melanggar perintah Allah.

Seperti kepercayaan pada zaman batu dulu cenderung lebih ke arah animisme, dinamisme, totemisme, dan menyembah roh nenek moyang. Pada masa paleolitikum, manusia purba memiliki kepercayaan berupa animisme yang dibuktikan melalui tulang belulang yang ditinggalkan di dalam goa, dinamisme dengan batu yang dipercaya memiliki roh jahat yang terkandung di dalamnya, dan menyembah roh nenek moyang, hal ini dipercaya bahwa dengan adanya gunung meletus, gempa bumi, ataupun bencana alam lainnya diakibatkan oleh kemarahan roh nenek moyang mereka. 

Kepercayaan pada zaman mesolitikum juga berupa kepercayaan atas roh nenek moyang mereka. Hal ini dapat dibuktikan melalui lukisan di tembok yang disertakan dengan warna merah yang mungkin melambangkan kekuatan pelindung yang dimiliki oleh roh nenek moyang tersebut. 

Dalam zaman neolitikum terdapat 3 kepercayaan pada zaman masa ini yaitu aliran animisme. Masyarakat percaya akan hal ghaib dan orang yang meninggal akan memasuki dunia/alam yang berbeda. Oleh karena itu, manusia yang telah meninggal akan diberi barang-barang keperluan setiap hari. Kepercayaan dinamisme. 

Dikarenakan kepercayaan animisme zaman masa bercocok tanam, muncullah tradisi mendirikan bangunan besar yang terbuat dari batu. Pada zamannya disebut tradisi megalitik (juga terdapat pada masa megalitikum) berupa dolmen, menhir, waruga, sarkofagus, dll yang lalu disembah. Dan kepercayaan totemisme. Mereka percaya bahwa beberapa hewan dan tumbuhan memiliki kekuatan gaib yang memberikan keselamatan maupun kutukan terhadap pemilik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun